Minyak goreng termasuk bahan yang penting dalam kegiatan memasak. Bahan dasar dari minyak goreng dapat berasal dari lemak tumbuhan atau hewan, yang mana dibuat secara sintentik dan dimurnikan untuk kemudian dipakai di dapur. Berbagai jenis minyak goreng terjual di pasaran dan tersedia untuk berbagai teknik memasak yang ingin digunakan, seperti menggoreng, menumis atau campuran adonan. Mari bersama-sama mengeksplor lebih jauh apa-apa saja jenis minyak goreng yang sering ditemukan di pasaran.
Sebelum menjelaskan lebih dalam mengenai jenis minyak goreng, kita perlu mengetahui bahwa minyak goreng adalah penghantar panas yang efektif digunakan untuk memasak. Tanpanya, makanan akan matang dalam waktu lebih lama. Namun tidak semua jenis minyak cocok digunakan untuk memasak, karena terdapat tingkat titik asap yang harus dipenuhi. Semakin tinggi titik asap, maka semakin toleran minyak tersebut digunakan untuk memasak di atas api.
Bahan dasar minyak goreng dibagi dalam jenis lemak tumbuhan ataupun lemak hewan, yang mana masing-masing memiliki keunikannya tersendiri. Selain itu terdapat kadar penting yang terkandung dalam setiap jenis minyak goreng, yaitu lemak jenuh dan lemak tidak jenuh. Lemak jenuh menjadi hal yang perlu diperhatikan karena semakin tinggi kadarnya, maka kadar kolesterol darah akan meningkat bila dikonsumsi berlebihan. Namun tidak perlu khawatir karena tinggi rendahnya kadar lemak jenuh dapat dilihat dari bahan dasar pembuatan minyak goreng. Lalu apa saja jenis minyak goreng itu?
- Minyak Sayur : Minyak sayur (vegetable oil) adalah jenis minyak goreng yang paling sering digunakan oleh masyarakat. Berasal dari sumber nabati, umumnya minyak sayur di pasaran merupakan campuran minyak kanola, jagung, kedelai, safflower, kelapa sawit dan bunga matahari. Memiliki titik asap yang cukup tinggi, membuatnya menjadi minyak yang cocok digunakan untuk memasak. Tidak disarankan sebagai bahan saus salad.
- Minyak Zaitun : Minyak zaitun cukup dikenal di dunia kesehatan sebagai minyak yang sehat berkat kandungan nutrisi yang kaya, seperti omega-3, omega-6, vitamin E, vitamin K dan antioksidan. Selain itu titik asapnya cukup tinggi hingga 240 derajat celcius, membuatnya cocok untuk menggoreng tipe deep fried.
- Minyak Canola : Minyak canoia berasal dari biji canola. Menariknya, minyak ini mengandung 7% lemak jenuh dan kandungan lemak tak jenuh yang tinggi serta nutrisi omega-3 dan omega-6, membuatnya cukup aman dikonsumsi. Dengan titik asap yang lebih tinggi dibanding minyak zaitun, minyak canola bisa menjadi alternatif digunakan untuk mengoreng atau memanggang.
- Minyak Alpukat : Mungkin minyak ini terdengar asing, namun kandungan nutrisinya yang tinggi setara minyak zaitun membuatnya menjadi alternatif yang menarik. Ciri khas minyak ini adalah memiliki titik asap mencapai 200 derajat celcius dan rasanya netral. Minyak alpukat memiliki antioksidan yang tinggi, cocok untuk menjaga kekebalan tubuh. Hanya saja harga minyak ini lebih mahal dari jenis minyak lainnya.
- Minyak Bunga Matahari : Minyak bunga matahari berasal dari biji bunga matahari yang melalui proses selayaknya pembuatan minyak goreng. Minyak ini digadang sebagai minyak sehat berkat kadar lemak jenuh yang rendah. Walaupun begitu bila menggunakannya secara berlebihan akan kurang baik karena dapat mengakibatkan obesitas dan meningkatkan risiko kanker.
- Minyak Kenari : Minyak kenari dikenal memiliki titik asap yang rendah, membuatnya tidak cocok digunakan untuk memasak langsung diatas api. Minyak ini dapat digunakan sebagai campuran makanan, olesan pancake, hingga bahan susu busa untuk minuman kopi.
- Minyak Kelapa : Minyak kelapa berasal dari buah kelapa yang diolah hingga menjadi minyak siap dikonsumsi. Minyak ini dapat membantu tubuh lebih efektif menyerap vitamin yang larut dalam lemak, seperti kalsium dan magnesium. Selain itu kandungan antioksidan yang tinggi mampu menangkal radikal bebas dan menjaga kesehatan tubuh. Hanya saja titik asapnya cukup rendah yaitu 176 derajat celcius, membuatnya tidak disarankan untuk menggoreng dengan suhu yang tinggi.
- Minyak Kacang : Minyak sehat yang satu ini akan memunculkan aroma baru kacang-kacangan bila digunakan untuk memasak. Titik asapnya mencapai 232 derajat celcius sangat cocok digunakan untuk menggoreng pada suhu tinggi, misalnya tempura. Sebaiknya tidak menggunakan minyak kacang apabila ingin merasakan rasa asli dari bahan masakan.
- Minyak Wijen : Minyak wijen umum digunakan pada masakan Tiongkok dan Jepang karena aroma khasnya. Minyak ini dapat menjadi alternatif minyak kacang bagi yang memiliki alergi pada kacang. Memiliki kandungan antioksidan yang tinggi, membuatnya dapat mengurangi gangguan dari radikal bebas. Tentu jangan menggunakan minyak ini apabila tidak ingin masakannya berasa wijen.
- Minyak Biji Rami : Minyak biji rami ini dikenal kurang cocok digunakan dalam memasak karena memiliki tingkat asap yang rendah. Namun kandungan nutrisi didalamnya cukup baik dan sehat untuk dikonsumsi, khususnya bila dikombinasikan pada makanan salad sebagai dressing atau siraman saus salad.
Dari informasi seputar jenis minyak goreng yang ada di pasaran ini, kalian dapat semakin jeli untuk memilih minyak mana yang cocok digunakan dalam masakan, sekaligus belajar peduli akan kesehatan badan pula. Tertarik dengan proses pembuatan dan pengolahan minyak yang berguna bagi masyarakat? Kalian bisa fokus mempelajarinya dalam jurusan Teknologi Pangan di Ma’soem University Bandung.
Kalian akan diajarkan berbagai wawasan luas mengenai dunia pangan dan dunia teknologi yang saling berkaitan satu sama lain, sama seperti bagaimana pengolahan lemak nabati dan lemak hewani menjadi minyak yang dapat dikonsumsi secara umum. Kami percaya bahwa pendidikan yang baik dapat dinikmati oleh semua kalangan, sehingga kami menerapkan uang kuliah yang ekonomis dan tetap kompetitif. Tidak lupa juga dukungan beasiswa yang bisa dirasakan oleh setiap mahasiswa yang berprestasi agar menumbuhkan semangat berkuliah.