Berita mengenai mahasiswa yang salah ambil program studi sudah menjadi hal yang biasa didengar oleh masyarakat, bahkan hasil survei dari Indonesia Career Center Network (ICCN) menunjukkan bahwa 87% mahasiswa mengaku kalau program studi yang dipilihnya tidak sesuai dengan minat asli mereka.
Tentu saja, hal ini membuat mahasiswa yang baru memilih prodi atau baru menjalani kurikulum program studi pilihan merasa cemas karena mereka takut jika mereka akan menjadi salah satu dari 87% tersebut.
Nah, bagi yang masih takut, ada beberapa indikator yang bisa diperhatikan untuk memastikan apakah program studi yang diambil itu sudah tepat atau belum dan ulasan berikut ini akan menjelaskan indikator tersebut dengan lengkap. Jadi, perhatikan ulasan berikut dengan cermat!
8 Indikator yang perlu diperhatikan untuk memastikan kalau program studi yang dipilih sudah tepat
Tidak hanya passion, tetapi harus sesuai dengan skill
Banyak orang yang bilang bahwa apapun pilihannya hanya akan tepat jika sesuai dengan passion atau kegemaran. Walaupun hal ini sudah menjadi hal biasa yang didengar oleh masyarakat dalam kehidupan sehari-hari, tetapi mengikuti saran tersebut bisa cukup berbahaya.
Karena passion hanya sebatas impian yang membuat orang berpikir bahwa passion itu merupakan satu-satunya yang perlu mereka kejar. Sayangnya, tidak semua orang memiliki keterampilan yang dibutuhkan untuk mencapai passion itu. Kalaupun ada keterampilan diperlukan waktu yang lama untuk mengubah keterampilan itu menjadi passion.
Maka dari itu, jangan hanya passion yang diutamakan, tetapi prodi yang dipilih harus sesuai dengan skill karena skill inilah yang akan dibutuhkan di dunia kerja. Di dunia kerja tidak ada yang peduli dengan passion seseorang.
2. Sudah ada rencana jangka panjang
Setiap mahasiswa yang mengambil suatu prodi pasti memiliki tujuan tersendiri, tetapi kalau tujuannya itu biasa saja seperti untuk dapat kerja, bikin bangga orang tua, atau isi waktu kosong. Hal ini merupakan pertanda kalau ilmu yang akan dipelajari selama menjalani program studi tidak akan berguna.
Karena masa kuliah merupakan masa yang akan menentukan arah karier mahasiswanya setelah lulus sehingga jika tidak dimanfaatkan dengan serius, segala ilmu yang pelajari di prodi itu akan menjadi sia-sia.
Jadi, sebelum atau sesudah memilih prodi, pastikan ada rencana jangka panjang yang ingin dicapai sehingga hal ini akan membantu mahasiswa berkomitmen dalam mencapai rencana jangka panjang tersebut.
Contohnya, jika mahasiswa telah mengambil prodi akuntansi, maka rencana jangka panjang adalah bekerja sebagai akuntan publik selama beberapa waktu tertentu, kemudian melanjutkan karier dengan memulai usaha sendiri atau bekerja di posisi yang lebih tinggi.
3. Pemilihan prodi bukan hasil dari saran orang lain
Prodi akan menentukan arah karier mahasiswanya, bukan orang lain sehingga untuk memastikan kalau prodi yang diambil itu sudah tepat, maka pastikan kalau prodi yang dipilih merupakan hasil dari keputusan sendiri, bukan dari saran orang tua, kerabat, atau ikutan teman.
Kalaupun prodinya merupakan hasil dari keputusan sendiri, tetapi masih ada rasa ragu, maka sebaiknya mengonsultasikan keraguan tersebut dengan para senior di prodi karena orang itu bisa berbagi pengalaman mereka selama menjalani prodi sehingga mahasiswa yang masih ragu bisa memperhatikan apakah kurikulum prodi ke depannya akan cocok atau tidak.
4. Tidak ada namanya bolos
Rasa malas akan selalu menghantui mahasiswa karena masa kuliah bisa membuat mahasiswanya membutuhkan waktu refreshing dari segala aktivitas atau tugas yang diberikan oleh kuliah, tetapi jika terlalu banyak refreshing dan banyak pikiran negatif, hal ini merupakan tanda kalau prodi yang dipilih itu salah.
Jadi, untuk memastikan kalau prodi yang diambil itu sudah tepat, harusnya mahasiswa merasa semangat berangkat ke kampus dan merasa senang ketika menjalankan aktivitas perkuliahan.
5. Tugas kuliah terasa ringan
Walaupun kuliah pelajarannya lebih rileks dibandingkan dengan SMA, tetapi tugas yang ada di perkuliahan bisa lebih banyak sehingga hal ini tentu dapat membuat beberapa mahasiswa untuk malas mengerjakannya.
Akan tetapi kemauan diri untuk mengerjakan tugas bisa dijadikan sebagai indikator kalau prodi yang diambil sudah tepat atau belum karena tugas ini berguna dalam melatih kemampuan diri sehingga bagi mahasiswa yang memiliki kemudahan dalam mengerjakan tugas kuliah, hal ini berarti prodi yang diambil sudah tepat.
6. Sangat antusias untuk mempelajari seluruh kurikulumnya
Sebelum memilih prodi, pasti calon mahasiswa akan melihat daftar kurikulumnya. Nah, daftar kurikulum ini bisa memberitahu apakah prodi yang diambil sudah tepat atau belum.
Mahasiswa yang salah ambil prodi akan merasa kalau materi yang ada di kurikulum akan membosankan, tidak berguna, dan bikin ngantuk. Sedangkan mahasiswa yang prodinya sudah tepat akan merasa bersemangat untuk mengali ilmu sedalamnya dari meteri yang ada di kurikulum.
7. Masuk job shadowing atau intership
Walaupun sudah merasa yakin kalau program studi yang diambil sudah tepat, tetapi tepat atau tidaknya tidak bisa dijawab hanya dengan memperhatikan perasaan. Diperlukan cara yang lebih untuk memastikan apakah
Salah satu caranya adalah dengan masuk job shadowing atau intership karena di sini mahasiswa akan mempraktekan segala ilmu yang dipelajari semasa kuliah secara langsung sehingga akan memberikan sensasi yang nyata.
Jika mahasiswa merasa suka dengan apa yang dia kerjakan, maka hal ini berarti prodi yang diambil sudah tepat sedangkan jika tugas atau pekerjaannya sulit dijalankan atau tidak suka dengan apa yang dikerjakan, maka prodi yang diambil itu salah.
Jadi, dari indikator di atas apakah prodi yang dipilih sudah tepat?