Apa Perbedaan Akuntansi Syariah & Akuntansi Konvensional?

Beranda / Berita / Apa Perbedaan Akuntansi Syariah & Akuntansi Konvensional?
10 April 2022
Apa Perbedaan Akuntansi Syariah & Akuntansi Konvensional?

Memasuki abad 21 ini, ekonomi Syariah telah tumbuh dan berkembang secara pesat baik di tingkat nasional maupun tingkat internasional. Banyak pelaku ekonomi yang mulai menjawab tantangan tersebut dengan menghadirkan berbagai lini baru maupun produk berbasis prinsip syariah. Namun tak hanya bidang keuangan saja, tetapi bidang Pendidikan pula yang ikut merespon fenomena tersebut.

Hal ini dapat terlihat dari banyaknya institusi Pendidikan tinggi yang menghadirkan program studi yang berbasis ekonomi Syariah seperti ekonomi Syariah, perbankan Syariah, akuntansi Syariah dan sebagainya. Seperti di Ma’soem University, terdapat jurusan Perbankan Syariah (S1) memiliki kurikulum yang mampu mencetak lulusan yang siap menjadi praktisi keuangan, perbankan dan pasar modal Syariah. Salah satu cara menunjang target tersebut dengan dihadirkannya mata kuliah akuntansi Syariah.  

Urgensi akuntansi syariah tidak bisa dipisahkan dari perkembangan ekonomi syariah di Indonesia. Hal ini terbukti dengan diaturnya standar akuntansi keuangan berbasis syariah yang dirancang oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) Bersama Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang Menyusun fatwa pendukung. Lalu apa yang membedakan akuntansi syariah dengan akuntansi konvensional?

Sebagai pengantar, akuntansi syariah adalah akuntansi yang mengikuti prinsip syariah. Dengan kata lain seluruh bentuk pencatatan dan pelaporan keuangan yang diperbolehkan menurut syariah. Adapun dalam Bahasa arab, kata akuntansi berasal dari kata Muhasabah yang berarti hisab yaitu menghitung atau menimbang secara teliti untuk dicatat dalam pembukuan. Dasar ayat yang berhubungan dengan pencatatan terdapat pada QS. Al-Baqarah ayat 282 yang menjadi ayat terpanjang di dalam Al Qur’an.

Akuntansi syariah memiliki 3 prinsip yang didasarkan pada surah Al-Baqarah ayat 282, yaitu prinsip pertanggungjawaban, prinsip keadilan dan prinsip kebenaran. Setiap individu yang melakukan praktik bisnis harus selalu mencatat laporan akuntansi dengan asas kejujuran dan sesuai dengan aturan syariah Islam. Ini diperlukan agar menciptakan keadilan yang dapat dipertanggungjawabkan. Untuk lebih lengkap nya dapat mengujungi artikel kami berikut.

Jadi bagian mana yang membedakan akuntansi syariah dan akuntansi konvensional? Bila ditelaah lebih lanjut, ada beberapa aspek yang bisa diamati perbedaanya yaitu landasan, nilai yang dianut, hal-hal yang dilarang, konsep penilaian, konsep modal, prinsip dan cakupan laba, dan pandangan tentang mata uang.

Aspek Landasan

Aspek ini menjadi pembeda paling dasar dari akuntansi syariah dan akuntansi konvensional. Dalam akuntansi syariah, segala kegiatan ekonomi harus merujuk pada kaidah dan syariah Islam yang terikat pada kehidupan masyarakat secara umum. Sedangkan pada akutansi konvensional bergantung pada logika manusia yang dapat berubah menyesuaikan kultur dan budaya masyarakat.

Aspek nilai yang dianut

Aspek ini dapat dilihat dari prinsip yang digunakan. Akuntansi syariah berkaitan dengan prinsip pertanggungjawaban, keadilan dan kebenaran yang berlandaskan syariah. Dalam akuntansi konvensional, 3 prinsip tadi tetap berlaku tetapi bergantung pada nilai yang dianut pada kelompok suatu organisasi.

Aspek hal yang dilarang

Aspek ini sangat diperhatikan dalam akuntansi syariah. Karena berdasarkan kaidah Islam, maka transaksi yang mengandung unsur riba, judi, penipuan, barang tidak halal dan lainnya akan ikut dilarang atau haram di dalam pencatatan akuntansi. Sedangkan dalam akuntansi konvensional tidak ada peraturan semacam ini atau bebas tergantung peraturan yang dimiliki oleh kelompok tertentu.

Aspek konsep penilaian

Aspek ini memandang adanya nilai atau harga yang melindungi modal pokok. Hanya saja dalam akuntansi konvensional masih terdapat berbagai pandangan berbeda dan malah belum ditentukan. Dalam akuntansi syariah, nilai tukar yang berlaku menjadi konsep penilaian yang sah untuk melindungi modal pokok dari segi kemampuan produksi di masa mendatang.

Aspek konsep modal

Dalam akuntansi syariah, konsep modal dibagi dalam dua hal yaitu uang atau cash dan harta barang atau stock. Apabila memakai barang sendiri untuk modal, maka perlu dibagi menjadi dua, yaitu barang milik dan barang dagang. Sedangkan di akuntansi konvensional, modal dibagi dalam dua bagian, yaitu modal tetap (aktiva tetap) dan modal beredar (aktiva lancar).

Dalam aspek prinsip dan cakupan laba

Pada akuntansi konvesional, laba akan muncul bila terjadi kegiatan jual beli. Selain itu cakupan laba nya mencakup laba dagang, modal pokok, transaksi dan sumber lain.

Sedangkan dalam akuntansi syariah, laba dihitung bila adanya perkembangan dan pertambahan nilai barang tanpa melihat barang tersebut telah terjual atau belum. Namun tetap laba baru bisa dicantumkan bila sudah melalui proses jual beli. Adapun cakupan laba nya memiliki kemiripan, hanya saja perlu dipilah dahulu terkait laba dari sumber haram yang tidak dapat dibagi untuk mitra usaha atau dicampur dalam modal pokok.

Dari beberapa aspek pembeda antar akuntansi syariah dan akuntansi konvensional di atas, keduanya memiliki perbedaan yang cukup kentara bahkan dimulai dari hal dasar sekalipun. Dalam akuntansi konvensional, fundamental ilmu berasa dari buah pikir manusia yang dapat terpengaruh oleh budaya kelompok dimana transaksi terjadi. Sedangkan dalam akuntansi syariah, dasar ilmu membawa nilai-nilai dan prinsip syariah dan berfokus pada maslahah umat manusia, khususnya masyarakat muslim.

#Hastag
Berita Lainnya
Copyright © 2025 Masoem University