Benarkah Seorang Psikolog dan Konselor Pandai Meramal Masa Depan?

Beranda / Berita / Benarkah Seorang Psikolog dan Konselor Pandai Meramal Masa Depan?
17 Februari 2020
Benarkah Seorang Psikolog dan Konselor Pandai Meramal Masa Depan?

Apa yang terlintas di benak kalian jika mendengar profesi seperti Psikologi, Guru BK, Motivator ? Mungkin beberapa di antara kalian berfikir bahwa orang-orang yang menggeluti profesi-profesi tersebut memiliki kepribadian yang menarik, percaya diri, penyayang dan sebagainya. Atau mungkin diantara kalian ada juga yang berfikir bahwa orang-orang dengan profesi seperti itu bisa “membaca pikiran orang lain secara akurat” atau bahkan bisa “meramalkan” masa depan? Beberapa kasus memang bisa saja terjadi, namun untuk konteks Profesi Psikolog ataupun Konselor yang diikat dengan sebuah Kode Etik kelimuan yang ketat tentu saja kemampuan-kemampuan seperti itu perlu dipertanggungjawabkan.

            Seperti yang kita tahu bahwa siapapun, usia berapapun dengan profesi apapun bisa disebut seorang “Motivator” jika dia memang memiliki kemampuan komunikasi yang sangat baik serta mampu melakukan persuasif kepada orang yang diajak bicara sehingga orang tersebut menuruti perintah ataupun kembali bersemangat. Lain halnya jika kita berbicra profesi Psikolog ataupun Konselor yang ada dalam konteks “profesional”. Untuk mendapatkan gelar-gelar tersebut, seseorang minimal harus menempuh jenjang Sarjana (S.Psi untuk Piskologi) dan (S.Pd atau S.Sos untuk seorang Konselor). Namun hal itu tidaklah cukup karena belum memiliki hak penuh atas suatu alat psikotest.

            Jika kita berbicara dalam kacamata akademis, konteks kelimuan yang bisa dianggap sebuah sesuatu yang benar itu jika sudah diuji validitas dan reabilitasnya. Selain itu, terdapa pula proses yang tidak boleh dilanggar oleh seorang Tester (seseorang yang melakukan psikotest) terkait metode test yang harus sistematis sesuai aturan yang berlaku. Semua hal ini perlu ditaati oleh semua orang dengan profesi yang berhubungan dengan dunia Psikologi ataupun Konselor karena hasil yang akan muncul nanti harus bisa dipertanggungjawabkan, baik secara moral maupun keilmuan.

            Maka dari itulah masyarakat perlu bijak melihat fenomena ini. Dua profesi tersebut sangat berbeda dengan “Dukun” yang secara ajaib meramalkan sesuatu kepada seseorang, baik itu karir, jodoh dan lain sebagainya. Akan tetapi, dengan tuntutan yang sama dari masyarakat terkait (karir dan jodoh misalnya), baik itu Psikolog ataupun Konselor memiliki pendekatannya sendiri. Terdapat banyak test kepribadian atapun minat bakat yang nantinya akan dapat dibaca atau diinterpretasi-kan oleh Psikolog ataupun Konselor. Hasil interpretasi nantinya dapat digunakan untuk beberapa tujuan, misalnya saran mengenai karir, pasangan yang cocok dilihat dari hasil test kepribadian ataupun tujuan-tujuan lainnya. Istilah “meramal” pun tidak dipakai untuk 2 profesi ini dan digantikan dengan istilah “memprediksi”.

Dari 2 pendekatan itu saja kita bisa melihat bahwa seorang Psikolog ataupun Konselor tidak bisa sembarangan “Menebak” masa depan seseorang tanpa melalui tahapan-tahapan atau proses-proses yang sudah diikat dengan kode etik. Terlebih lagi keilmuan ini bukanlah matematika yang bisa dikatakan “kebenaran mutlak” seperti 1 ditambah 1 sudah pasti menghasilkan angka 2. Maka dari itulah, untuk penelitian bidang ilmu seperti ini baik metode kuantitatif maupun kualitatif masih bisa dipatahkan seiring berjalannya waktu. Pada akhirnya semua kembali kepada masyarakat akan memilih dan meyakini pendekatan seperti apa.

Yang jelas untuk bidang keilmuan seperti Psikologi dan Konselor selalu diikat dengan kode etik yang harus ditaati oleh orang yang bersangkutan sehingga hasil yang akan muncul dapat lebih dipertanggungjawabkan. Di Universitas Ma’soem khususnya di fakultas pendidikan, kalian bisa memilih jurusan Bimbingan Konseling (S1) jika kalian tertarik dengan dunia psikologi yang nantinya akan dibantu untuk mendapatkan sertifikasi profesi tertentu, seperti Hipniterapi, CBT dan lain-lain.

#Hastag
Berita Lainnya
Copyright © 2025 Masoem University