Cara Mengatasi Kecemasan Saat Mengerjakan Tugas

Beranda / Berita / Cara Mengatasi Kecemasan Saat Mengerjakan Tugas
3 Maret 2021
Cara Mengatasi Kecemasan Saat Mengerjakan Tugas

Meraih prestasi terbaik adalah impian semua pelajar, tak terkecuali mahasiswa. Selain bisa membanggakan orang tua, juga akan membantu mahasiswa mendapatkan pekerjaan yang diinginkannya. Dilihat dari segi usia, mahasiswa khususnya mahasiswa tingkat awal masih memasuki fase usia remaja akhir. Di fase ini motivasi dan gaya belajar masih diwarnai kebiasaan saat sekolah. Maka tidak mengherankan peran orang tua masih cukup kental pada usia ini.

Di sisi orang tua, memantau anaknya yang baru menjadi mahasiswa adalah hal yang penting. Walaupun memiliki kegiatan yang padat, orang tua tetap harus bisa memotivasi agar tugas-tugas kuliah anaknya tetap bisa diselesaikan. Kegiatan seperti “nongkrong” dengan teman-temannya, mendengarkan musik, bermain game, berorganisasi dan lain lain  saja sudah menghabiskan banyak waktu mahasiswa sehingga kegiatan belajar pun bisa jadi berada di urutan paling bawah dalam list rutinitas mahasiswa.

Tekanan untuk melakukan yang terbaik di kampus bisa jadi membuat mahasiswa menjadi kewalahan dan cemas. Jika kondisi cemas sudah cukup parah akan menimbulkan gejala fisik seperti gemetar, menangis, mudah marah dan tanda-tanda emosional seperti menganggap dirinya tak berguna (low self esteem) dan bodoh dalam mengerjakan tugas (low self efficacy). Semua gejala ini menunjukkan bahwa mereka sedang dalam siklus ragu terhadap dirinya sendiri yang akan membuat prestasinya menjadi menurun. Terdapat beberapa tips untuk orang tua untuk membantu anaknya yang mengalami kecemasan dalam mengerjakan tugas kampus:

1.Buat kesepakatan dalam membagi waktu bermain dan belajar serta istirahat.

2.Biarkan anak mengumpulkan moodnya terlebih dahulu dengan aktivitas yang dia suka sebelum akhirnya mengerjakan tugas

3.Bantu mereka dalam menanggulangi rasa takut dengan memberikan kata-kata positif dan memutarbalikan pemikiran yang tadinya “aku bodoh” menjadi “aku bisa melakukaknnya”.

4.Lakukan olahraga ringan dan relaksasi otot untuk mengurangi rasa tegangnya dengan cara memintanya melemaskan pundaknya, menggetark-getarkan tangannya dan berlatih pernapasan

5.Pastikan dosen wali mengetahui perasaan anak anda agar mereka juga dapat menawarkan support dan ketentraman

6.Berikan sistem reward / penghargaan supaya anak merasakan kerja kerasnya diperhatikan dan dihargai. Mencapai prestasi terbaik tidaklah mudah dan membutuhkan waktu, maka dari itu orang tua harus fokus memberikan reward terhadap usahanya dan bukan hanya ketika mendapatkan IPK tertinggi saja. Begitu juga saat malas itu muncul berikan punishment yang bukan bersifat kekerasan. Kedua sistem reward punishment tersebut harus bisa dilakukan secara konsisten dan berkelanjutan supaya perilaku yang diharapkan bisa menetap

7.Hal terpenting yang tidak boleh dilupakan adalah pengetahuan dan keyakinan terhadap Agama. Orang tua harus mampu mensugesti dan meyakinkan bahwa Tuhan tidak akan menyia-nyiakan usaha terbaik dari hambanya. Dalam konteks agama Islam, kita bisa menanamkan keyakinan bahwa “Tuhan lebih tau yang terbaik untuk kita” selama ikhtiar dan doa dilakukan secara maksimal. Jika semua itu sudah dilakukan maka sisanya adalah berserah diri (tawakal)

#Hastag
Berita Lainnya
Copyright © 2025 Masoem University