Creativepreneur di Indonesia

Beranda / Berita / Creativepreneur di Indonesia
4 Maret 2021
Creativepreneur di Indonesia

Dalam cetak biru Pengembangan Ekonomi Kreatif Indonesia 2009-2015, ekonomi kreatif didefinisikan sebagai "Era baru ekonomi setelah ekonomi pertanian, ekonomi industri, dan ekonomi informasi, yang mengintensifkan informasi dan kreativitas dengan mengandalkan ide dan pengetahuan dari sumber daya manusia sebagai faktor produksi utama dalam kegiatan ekonominya."

Nyatanya dengan munculnya era revolusi industri 4.0, semakin memicu kita semua untuk lebih produktif dibandingkan sebelumnya. Pekerjaan bukan lagi tentang pangkat dan jabatan atau keharusan pergi ke kantor dari jam 8 hingga jam 4 sore. Dibutuhkan banyak peran dari para milenial anak muda untuk berada dalam kancah usaha kreatif yang banyak memanfaatkan teknologi.

Menjadi creativepreneur sebenarnya bisa dilakukan semua orang. Hal terpenting, yakni berpikir sekreatif mungkin dan mengubah ide-ide yang kita miliki menjadi sesuatu yang dapat disukai banyak orang. Di Indonesia sendiri nampaknya beberapa profesi masih menjadi impian banyak orang terutama profesi yang memiliki tunjangan dan “jaminan hari tua”. Sebut saja profesi Pegawai Negri Sipil (PNS), tidak sedikit orang melakukan berbagai hal untuk bisa lulus tes CPNS dengan harapan bisa memiliki jaminan hidup yang “layak” di masa pensiun. Namun untuk konteks creativepreneur tentu pemahaman itu sangat bersebrangan karena seperti yang kita tahu bahwa orang-orang kreatif cenderung lebih cepat bosan dengan pekerjaan dan rutinitas yang monoton.

Tantangan nyata saat ini bagi seorang creativepreneur adalah:

 

  1. Self-confidence. Hal ini sangat penting karena dengan self-confidence kita bisa mengenal diri sendiri dan tahu potensi yang dimiliki, meningkatkan motivasi serta lebih tangguh, tidak takut dalam berekspresi atau berkarya.
  2. Solve customer problem. Terpenting yang harus diperhatikan ketika memutuskan untuk menjadi seorang creativepreneur adalah solve customer problem atau menjawab permasalahan customer melalui produk (barang atau jasa) yang kita berikan.

  3. Transformasi digital. Menguasai lini media sosial sebagai kunci yang sangat penting di era digital dan memasuki era revolusi industri 4.0 ini. Alasan utamanya tiada lain dengan menguasainya akan memudahkan kita untuk melakukan promosi tanpa batas waktu dan batas negara.

  4. Berani Mengambil Risiko. Ketika ide dan perencanaan sudah matang, maka tak ada yang perlu ditunggu lagi selain mengeksekusinya menjadi langkah nyata. Kemudian berani mengambil risiko atas tindakan yang kita pilih

  5. Keunggunal Keunikan. Tak perlu menjadi yang terbaik, tapi jadilah yang berbeda. Dengan menjadikan keunikan sebagai kunci, kita akan dan bisa memperluas pasar. Terutama menggunakan media online yang tak kenal batas waktu dan batas negara.

  6. Pantang Menyerah, Semua butuh proses. Jangan pernah menyerah untuk belajar dan terus fokus pada bisnis yang sedang dijalani. Tentunya, untuk menjadi seorang wirausaha yang tangguh jangan pernah khawatir jika menemui kegagalan. Justru, kegagalan sebagai awal dari segalanya karena itu teruslah mencoba bertahan dalam menekuni suatu bidang usaha. Yakinlah semua perlu proses, karena untuk sukses tidak ada jalan pintas, tidak ada magic.

Potensi usia produktif yang dimiliki Indonesia haruslah menjadi bonus demografi yang tidak sia-sia. Sehingga ke depan, Indonesia dapat berjaya lewat karya anak bangsanya.

Jika kita mempunyai kesempatan untuk menjadi seorang creativepreneur janganlah ragu untuk mengambil kesempatan tersebut dan jangan pernah menyia-nyiakan kesempatan yang ada. Seperti kata pepatah, kesempatan tidaklah datang dua kali.

 

#Hastag
Berita Lainnya
Copyright © 2025 Masoem University