Masalah pergaulan remaja dewasa ini sering menjadi topik pembicaraan sekaligus menjadi sumber keperhatinan para orang tua, pendidik dan semua pihak yang mempunyai kepedulian terhadap nasib masa depan generasi muda. Tidak sedikit masalah muncul dari pergaulan bebas yang saat ini menjadi budaya dan kebiasaan remaja di Indonesia karena kurangnya pendidikan etika pergaulan.
Munculnya keprihatinan itu memang cukup beralasan,mengingat masih ada pergaulan remaja itu yang berdampak negatif, baik bagi dirinya sendiri maupun orang lain (terutamanya orang tua). Hal ini disebabkan oleh faktor kelompok dimana remaja kurang memperhatikan norma, baik agama meupun adat istiadat. Dilihat dari kajian psikologis, pergaulan itu dipandang sebagai wahana untuk mewujudkan atau memenuhi kebutuhan insani (manusia),yaitu kebutuhan sosial seperti:
Pergaulan remaja adalah kontak sosial diantara remaja atau dari kelompok sebaya (peer grooup). Kelompok sebaya ini, bisa memberikan 2 pengaruh baik positif maupun negatif. Bagi kalian yang sekarang berda pada massa remaja, kenakalan dan problematika remaja perlu menjadi perhatian agar tidak teracuni oleh pola-pola perilaku teman sebaya yang tidak bermoral. Untuk memehami lebih lanjut tentang bagaimana bentuk pergaulan remaja yang mungkin juga sedang anda alami sekarang adalah sebagai berikut:
A. Pergaulan persahabatan
Pergaulan ini hubungannya hanya terbatas teman, yang didasarkan kepada adanya kesamaan di antara mereka, seperti: kesamaan sekolah, agama, hobi, tempat tinggal, perkejaan dan dengan teman yang berahlak mulia ( dengan tidak melihat latar belakang sosial ekonomi, suku, atau agama).
B. Pergaulan percintaan
Masa remaja ditandai dengan mulai matangnya (terjadi perubahan fungsional) organ-oargan sex dan postur tubuh. Perubahan-perubahan itu dapat menimbulkan rangsangan erotis (birahi) pada jenis kelamin lawannya. Pada masa ini, remaja hidupnya makin romantis, senang berhias diri, menyusun atau mengarang puisi-puisi cinta, dan senang membaca novel percintaan. Remaja mulai berminat, atau menaruh perhatian yang lebih dalam untuk bergaul lebih akrab dengan jenis kelamin lawanya. Dia mulai melakukan eksplorasi dalam becinta.
Keinginan remaja untuk menjalin cinta kasih dengan lawan jenisnya merupakan fitrah manusia yang tidak mungkin dihilangkan atau halang-halangi. Yang menjadi persoalan adalah bagaimana agar dalam penyaluran fitrah cinta kasihnya itu tidak melanggar norma agama, norma kesusilaan atau adt istiadat. Diantara beberapa unsur etika pergaulan yang perlu diperhatikan dengan pergaulan dengan teman sebaya itu adalah: