Karya Pendidikan, apakah itu dilakukan oleh seorang guru (pendidik professional), atau yang dilakukan oleh seorang pemimpin, maupun yang dilakukan oleh orang tua (pendidik alami), atau yang dilakukan oleh seorang dewasa pada umumnya yang ikut bertanggung jawab dalam pembimbingan anak dan atau remaja, adalah karya sosial yang besar (mendasar dan berdampak luas) dalam kehidupan masyarakat dan atau negara. Kegiatan Pendidikan yang menyentuh kebutuhan pokok manusia dan bersifat melekat dalam proses kehidupannya, berciri sebagai berikut.
- Bersifat fundamental, yang berarti bahwa upaya pendidikan membantu oenemuan makna hidup seseorang, penemuan pola nilai yang dihayati serta mengarahkan dan atau menyatukan tingkah lakunya, dan di kuasainya seperangkay bentuk tingkah laku produktif atau keterampilan kerja yang selaras dengan tuntutan sosial budayanya.
- Perkembangan diri peserta didik hendaknya meliputi seluruh daya hidupnya (aspek kognitif, afektif, dan psikomorotik), yang secara berangsur-angsur serta terpadu selalu dapat dan perlu ditingkatkan mutunya. Dalam hal ini dapat ditegaskan bahwa dalam kehidupan sosial manusia pada umumnya, aspek afektif (terutama yang berhubungan dengan penghayatan serta pengamalan nilai luhur) ternyata lebih menentukan bobot kepribadian seseorang.
- Perkembangan diri seseorang dari lahir sampai dewasa (orang dewasa perlu memperkembangan diri terus-menerus sampai akhir hayatnya) adalah tugas hidup seseorang yang perlu diselesaikannya dalam waktu yang lama. Dalam situasi tersebut setiap orang memerlukan adanya konsistensi arah, kegiatan, dan sarana penunjang yang memadai.
- Perkembangan diri seseorang yang sekaligus secara esensial memerlukan layanan pendidikan dipengaruhi oleh banyak faktor, baik yang berasal dari dalam diri orang yang bersangkutan maupun yang berasal dari luar dirinya. Masalah pengendalian factor yang memengaruhi proses serta hasil pendidikan, pendayagunaan, dan pengkoordinasiannya adalah pekerjaan yang tidak selalu mudah diselesaikan oleh pihak-pihak yang bertanggung jawab.
- Proses hasil pendidikan yang dialami setiap orang dapat dipandang sebagai investasi (investasi kemanusiaan yang sulit dinominalkan dalam satuan uang ) dan bersifat antisipasif (kesiapan untuk menghadapi tugas masa kini dan menyongsong tugas masa depan). Proses pematangan diri seorang dengan bantuan layanan pendidikan tersebut hendaknya mesti bermutu dari tahap ke tahap berikutnya agar tidak merugikan diri sendiri dan lingkungan sosialnya.
- Pendidikan selalu terjadi dalam relasi sosial (baik langsung maupun tidak langsung) dan dalam situasi sosial yang selalu berubah ubah. Sehubungan dengan hal itu, agar pendidikan memiliki arah yang kurang lebih jelas serta konsisten, dan agar pendidikan menemukan pendekatan dan atau metode kerja yang selaras dengan tujuan serta situasi konkret, praktik pendidikan memerlukan hadirnya seorang pendidik yang handal serta kreatif (panggilan yang luhur sekaligus menuntut tanggung jawab yang besar).
- Dengan menunjuk pada banyak faktor yang terkait dalam kegiatan pendidikan, sulitnya menstandardisasikan masukan-masukan pendidikan (terutama pendidik, peserta didik, dan situasi sosial budaya), adanya perubahan aspirasi nilai hidup baik perorangan maupun kelompok masyarakat, dan juga karena misi pendidikan yang bersifat antisipasif maka wajarlah jika kegiatan pendidikan tersebut mengandung banyak masalah, bahkan memuat pula unsur subjektivitas.
Penggambaran kompleksitas kegiatan pendidikan di atas mengarahkan ke suatu kesimpulan bahwa tugas seorang pendidik adalah besar sekaligus mulia, dan agar seorang pendidik mampu menyumbang jasa yang memadai dalam membantu perkembangan peserta didik kearah pencapaian serta peningkatan kedewasaannya, pendidik tersebut dituntut peranannya sebagai model (teladan) sekaligus mampu memberikan bimbingan (berkecakapan mendidik) kepada peserta didik.