Generasi Millenial dan Generasi Z Dilarang Gaptek

Beranda / Berita / Generasi Millenial dan Generasi Z Dilarang Gaptek
4 Maret 2020
Generasi Millenial dan Generasi Z Dilarang Gaptek

Manusia dalam kehidupannya sehari-hari tidak akan lepas dari kekurangan dan segala keterbatasan. Baik dalam menyelesaikan suatu pekerjaan tertentu, berinteraksi, memenuhi kebutuhan primer, sekunder hingga tersier pastilah memiliki keterbatasan. Ketika teknologi modern belum tercipta, manusia hidup secara sederhana dibandingkan saat ini. Sederhana yang dimaksud di sini bukanlah karena ketrbatasan ekonomi, namun segala kegiatan masih dilakukan serba “manual”.

Sedangkan ketika kita bandingkan dengan era saat ini dimana teknologi, khususnya teknologi informasi sudah menjadi barang / kebutuhan primer yang benar – benar dianggap sangat membantu kehidupan sehari -hari. Ketika seseorang lupa membawa handphone mereka, mereka terlihat panik (jika memang berhubungan dengan sesuatu yang urgent) dan juga terlohat “mati gaya” (jika yng dibutuhkan adalah gaya hidup).

Jika kita telusurin penyebutan sebuah generasi, maka kita bisa memulainya dari sebutan Generasi Baby Boomers (lahir sekitar tahun 1946-1960) dimana saat itu adalah tahun tahun ketika perang dunia kedua berakhir dan banyak keluarga yang memiliki anak cucu yang berjumlah banyak. Setelah itu dikenal pula Generasi X (lahir sekitar tahun 1961-1980) dimana saat itu terdapat pergeseran cara pandang hidup dan awal mula “kebebasan” dan “anti kemapanan” yang serba banyak aturan untuk kalangan elit tertentu. Yang paling sering didengar saat ini adalah Generasi Y (lahir sekitar tahun 1981-1994) dimana teknologi informasi sudah mulai akrab dalam kehidupan sehari-hari namun belum sesempurna saat ini. Mereka yang lahir pada era tersebut belum tentu lahir dengan teknologi, namun ketika mereka remaja dan mulai memasuki dewasa mereka baru akrab dengan teknologi.

Sedangkan penerus generasi Millenial disebut dengan Generasi Z (lahir sekitar tahun 1995-2010). Generai inilah yang tumbuh besar bersama teknologi sejak lahir. Di satu sisi, mereka dimanjakan dengan kemudahan akses mendapatkan informasi, namun di sisi lain kematangan emosional mereka yang belum cukup bisa beresiko salah memahami informasi yang beredar dan juga pemanfaatan teknologi yang kurang bijak. Meskipun begitu dengan kemajuan teknologi yang semakin pesat dan tak terbendung, kita tidak boleh “anti” dan hanya memilih hidup seperti zaman dimana teknologi informasi belum ada dikarenakan akan mengalami kesulitan dalam aktivitas sehari-hari.

Ketika kesehatan tidak memungkinkan untuk membeli kebutuhan dasar (misalkan makan), kita bisa memesannya lewat online. Begitu juga ketika barang yang kita cari tidak ada di lingkungan sekitar kita, kita bisa memesannya lewat online ataupun media social. Dalam kehidupan pekerjaan dan karir pun demikian, semakin kita tidak meng-upgrade diri kita dengan teknologi yang ada, maka kita akan semakin tertinggal.

Di Universitas Masoem, seluruh mahasiswa di seluruh Prodi (jurusan) diharuskan dekat dengan dunia teknologi, terlebih lagi yang mengambil pilihan di Fakultas Komputer (manajemen informatika, Sistem Informasi dan Komputer Akuntansi) agar mereka semua siap memasuki Revolusi Industri 4.0. Diluar fakultas komputer, semisal prodi Perbankan Syariah, para mahasiswa juga diajarkan dasar-dasar pembuatan web dan desain grafis yang nantinya mereka akan mampu menguasai multimedia ketika mereka membuat sebuah iklan di Bank tertentu.

 

#Hastag
Berita Lainnya
Copyright © 2025 Masoem University