Kampus itu rumah kedua. Makanya sering disebut almamater yang semakna dengan kasih sayang ibu.
Di kampus itulah mahasiswa belajar—belajar mengenai banyak hal, bukan hanya sebatas menyimak di ruang kuliah yang waktunya terbatas. Belajar dalam pengertian luas: menambah wawasan dan pengalaman, mempertajam daya nalar, dan tentu saja memperhalus nurani.
Berbahagialah mereka yang berhasil mengenyam pendidikan di perguruan tinggi. Hingga saat ini, generasi muda yang mendapat kesempatan untuk kuliah belum sebanding dengan jumlah keseluruhannya. Artinya, kalau Anda sekarang menjadi mahasiswa, itu masih tergolong kesempatan yang langka. Masih banyak anak muda seusia Anda yang setamatnya dari SLTA, atau bahkan mungkin hanya SLTP, yang harus menghentikan kegiatan belajar di lembaga pendidikan formal.
Makanya, Anda yang berhasil menjadi mahasiswa tak ubahnya mendapat kesempatan emas. Jangan disia-siakan!
Belajar di perguruan tinggi, bagi sebagian besar masyarakat kita, bukan saja hanya dianggap mahal, melainkan juga cukup sulit dalam hal memenuhi persyaratan lainnya. Karena itu, kalau mahasiswa menyia-nyiakan kesempatan yang sudah diraihnya, tentu akan rugi dalam banyak hal.
Tentu saja, target mahasiswa yang utama adalah lulus tepat pada waktunya dengan indeks prestasi yang ideal. Meski belum tentu seluruhnya benar, IPK yang diraih mahasiswa merupakan cerminan dari kemampuannya selama belajar di perguruan tinggi, sesuai dengan program studi yang diambilnya. Wisuda bisa dianggap sebagai pertanda telah selesainya menempuh jenjang pendidikan di perguruan tinggi, dan merupakan pintu awal untuk memasuki kehidupan bermasyarakat pada masa-masa selanjutnya.
Untuk terjun ke dalam kehidupan, sejatinya tidak cukup jika Anda hanya mengandalkan selembar ijasah, atau hanya merasa bangga dengan angka-angka IPK. Sebab, dibutuhkan persyaratan lain yang tidak tercantum pada ijasah. Itulah yang disebut dengan pengalaman dan wawasan selama bersinggungan dengan kehidupan kampus. Aktivitas Anda selama menjadi mahasiswa akan mewarnai pada perjalanan hidup selanjutnya.
Untuk menambah pengalaman dan wawasan Anda itu, sebetulnya kampus sudah menyediakan banyak sarana dan fasilitas. Tinggal Anda punya kemauan untuk memanfaatkannya. Belajar berorganisasi merupakan cara mudah untuk bersinggungan secara intens dengan sesama mahasiswa atau pihak lain yang terkait dengan kegiatan. Tidak hanya sebatas belajar memimpin dan mengelola sebuah kegiatan, melainkan juga merupakan wahana untuk belajar mengendalikan emosi, menghargai orang lain, menciptakan kebersamaan, mencintai alam lingkungan, dan banyak aspek lainnya yanbg merupakan bagian dari kehidupan.
Karena itu, masa-masa yang dilakoni saat menjadi mahasiswa adalah kesempatan untuk membentuk karakter dan jatidiri. Hal itu hanya akan tercapai secara optimal jika mahasiswa menempatkan kampus sebagai rumah kedua, serta melibatkan diri secara total.