Kiat Mempertahankan Bisnis Keluarga

Beranda / Berita / Kiat Mempertahankan Bisnis Keluarga
5 Maret 2021
Kiat Mempertahankan Bisnis Keluarga

Survei yang diselenggarakan oleh Pricewaterhouse Coopers pada tahun 2014 menunjukkan lebih dari 95% bisnis di Indonesia dimiliki keluarga. Bisnis keluarga ini ada yang yang berskala kecil, menengah, besar, hingga konglomerasi. Beberapa bisnis yang sangat dikenal masyarakat Indonesia, seperti: Toko Roti Orion di Solo, Toko Roti Mandarin di Surabaya, Pabrik Mari Tunggal di Bandung merupakan contoh bisnis keluarga berskala kecil menengah yang saat ini telah dijalankan oleh generasi ketiga. Ada pula bisnis keluarga yang mulanya skala kecil, namun kemudian sangat berkembang dan kini telah menjadi bisnis berskala sangat besar, seperti Grup Salim, Grup Bosowa, Grup Sinar Mas, Grup Bakrie. Peran keluarga telah menjadikan bisnis tersebut memiliki reputasi yang luar biasa, bahkan lebih dari hanya skala Family Business Consulting (2009) menunjukkan: hanya 30% bisnis keluarga yang bertahan hingga generasi kedua, dari yang bertahan itu hanya 12% yang sampai ke generasi ketiga, dan tinggal 3% yang dapat dioperasikan oleh generasi keempat.26 Jul 2019

The Jakarta Post tanggal 6 Desember 2019 menunjukan data menarik. Disebutkan bahwa hanya 13% dari bisnis keluarga yang bisa bertahan hingga generasi ketiga di Indonesia. Deloitte Indonesia, konsulutan perusahaan keluarga yang dikutip dalam laporan itu juga menyebutkan bahwa sekitar 95% dari seluruh perusahaan di Indonesia bisa diklasfikasikan sebagai bisnis keluarga, dari level kecil hingga menengah. Mereka memiliki peran penting dalam menyediakan lapangan pekerjaan bagi puluhan juta tenaga kerja dan menyokong perekonomian Indonesia.

Di Indonesia terdapat beberapa perusahaan keluarga yang awalnya dimulai dari usaha kecil tapi kini berhasil menjelma menjadi perusahaan besar dengan produk dan aset yang luar biasa, seperti Sampoerna, Indofood, Djarum, Bakrie, Ciputra dan lainnya. Perusahaan-perusahaan itu telah berjalan selama beberapa generasi dan mengalami jatuh bangun, tapi dengan pengelolaan yang tepat bisa mempertahankan kejayaannya hingga saat ini.

Di samping sedikit bisnis keluarga yang bisa bertahan tersebut, ada banyak kasus di mana bisnis keluarga tidak bisa bertahan antar generasi. Di Amerika Serikat misalnya, perusahaan umumnya berusia singkat. Sekitar 50% perusahaan yang berdiri di sana hanya bertahan selama 5 tahun, 25% bertahan selama satu dekade, dan hanya 16% yang bertahan antar generasi. Penelitian juga menunjukan bahwa hanya satu per tiga dari perusahaan keluarga yang bisa beralih dari generasi pertama ke generasi kedua, dan hanya 50% darinya yang bisa beralih ke generasi ketiga. Ada kurang dari 4% yang bisa bertahan hingga generasi keempat. Kondisi di Indonesia menurut The Jakarta Post hampir sama. Hanya 30% yang bisa bertahan hingga generasi kedua, 13 persen yang bisa mencapai generasi ketiga, dan 3% yang lebih dari tiga generasi.

John A. Davis dalam bukunya Life Cycles of Family Business (1997) menyebutkan bahwa pada umumnya bisnis keluarga mengalami beberapa tahapan yang khas. Dimulai dari tahap kreasi, ketika seseorang pertama kali mendirikan bisnis keluarga. Dilanjutkan pada tahap regenerasi, di mana keturunannya memperbaharui bisnis tersebut berdasarkan nilai-nilai jangka panjang dan kekayaan dan menjaga kesatuan keluarga pada aktivitas utamanya. Pada tahap ini keluarga biasanya berpuas diri dan menjadikan bisnis itu memasuki tahap penurunan, di mana aset perusahaan, aset keluarga dan persatuan keluarga mulai menghilang.

Bisnis keluarga umumnya bertahan dua kali lebih lama dibandingkan bisnis non keluarga, tapi tetap saja jarang yang bisa bertahan antar generasi. Apa yang bisa membuat mereka bisa bertahan lebih lama ? Menurut The Economist, salah satu faktornya adalah adanya perspektif jangka panjang bisnis keluarga dibandingkan non keluarga. Bisnis keluarga memiliki keinginan untuk menjaga warisan para pendiri sambil melakukan berbagai perubahan untuk menyesuaikan diri dengan keadaan lingkungan. Lalu apa yang bisa membuat bisnis keluarga bisa bertahan antar generasi ? Berikut adalah adalah beberapa karakter bisnis keluarga yang bertahan.

Menurut Steve Surdez (2019), bisnis keluarga perlu menetapkan proses seiring waktu. Binis keluarga yang bisa bertahan dan berkembang beberapa dekade mampu menyeimbangkan karakteristik kedekatan dan perhatian yang khas dimiliki bisnis keluarga dengan standar operasional prosedur dan proses yang dikodifikasi. Untuk berkembang, bisnis keluarga membutuhkan tenaga profesional non keluarga dan memastikan adanya proses yang adil dan berulang untuk menarik dan mempertahankan sumber daya manusia yang diperlukan untuk berhasil. Bisnis keluarga akan berhasil dalam jangka panjang apabila tidak tergantung dari keputusan seorang anggota keluarga. Perlu ada tata kelola yang baik untuk mencegah adanya pengambilan keputusan sepihak oleh anggota keluarga.

 

Oleh : Dr. Ir. H. Ceppy Nasahi Ma’soem, MS.(Ketua Yayasan Al Masoem serta Dosen Prodi Agroteknologi Fak Pertanian Unpad & Dosen Faperta Universitas Masoem)

 

#Hastag
Berita Lainnya
Copyright © 2025 Masoem University