Kehadiran teknologi informasi saat ini telah mengubah banyak hal tak terkecuali dalam dunia bisnis. Bergesernya cara kita berbelanja dan bertransaksi dari konvensional menjadi online sudah menjadi hal yang biasa. Hal ini bisa kita lihat dengan banyaknya aplikasi belanja online yang ditawarkan kepada konsumen. Selain itu kehadiran online shop adalah bukti lain bahwa siapapun bisa membuka toko secara online tanpa mengenal usia dan jenis kelamin. Maka tidak heran dunia bisnis digital saat ini semakin berkembang.
Dengan kemudahan bertansaksi, biaya yang dianggap lebih murah dibandungkan belanja secara konvensional menjadi beberapa asalan kita untuk lebih memilih berbelanja secara online. Bahkan saat momen tertentu, pihak penjual maupun marketplace menawarkan gratis ongkos kirim atau yang lebih populer dengan istilah“free ongkir”. Free ongkir artinya pihak pembeli tidak perlu mengeluarkan biaya khusus diluar harga produk yang mereka beli.
Namun pernahkah kalian bertanya “Kok bisa mereka kasih free ongkir? Emang gak akan rugi?” Kampanye gratis ongkos kirim merupakan tindakan yang sengaja dibuat. Beberapa seller sengaja melakukan hal tersebut untuk beberapa alasan yang salah satunya membuat “heboh” agar pembeli yang berasal dari luar pulau tertarik untuk membeli. Seller berharap calon pembeli akan tertarik membeli produknya karena bisa mendapatkan produk yang mereka inginkan tanpa harus mengeluarkan biaya mahal untuk ongkirnya. Dalam hal ini semua ongkir menjadi beban marketing dari pihak seller.
Pada umumnya seller yang baru membuka toko online shop-nya melakukan hal tersebut saat akan memasarkan produknya yang belum banyak diulas oleh konsumen. Di sisi lain, seller melihat peluang calon konsumen yang berada di luar pulau cukup banyak. Contoh campaign yang mereka buat seperti “Beli Produk Dimana Saja, Semua Free Ongkir ke Seluruh Indonesia”. Pertanyaan berikutnya “Kok bisa?”. Ya tentu saja bisa, karena produk yang mereka tawarkan dengan fasilitas ongkir hanya beberapa item pilihan yang secara margin sudah diset sedemikian rupa agar bisa menutupi biaya ongkir terbesar di Indonesia.
Contoh margin produk pilihan yang kita set mencapai 120 ribu rupiah sedangkan ongkir termahal di Indonesia (misalkan) 70 ribu rupiah. Artinya seller tersebut masih punya margin 50 ribu rupiah. Untuk kasus ini kita sebagai seller harus cerdas dalam memainkan produk dan biaya karena tidak semua produk bisa kita tawarkan free ongkir. Selain kasus tersebut ada beberapa tipe dan jenis free ongkir yang biasanya ditawarkan kepada konsumen seperti: