Komunitas Yang Solid Dapat Menurukan Biaya Perusahaan

Beranda / Berita / Komunitas Yang Solid Dapat Menurukan Biaya Perusahaan
17 Februari 2020
Komunitas Yang Solid Dapat Menurukan Biaya Perusahaan

“Mengeluarkan modal / biaya sekecil-kecilnya untuk mendaptkan untung sebesar-besarnya!” Hal ini tentu sering kita dengar sebagai Hukum Ekonomi yang masih diadopsi oleh beberpa perusahaan-perusahaan baik skala mikro, kecil, menengah hingga besar. Namun terkadang perusahaan mengambil jalan pintas dengan beberapa hal seperti mengurangi karyawan, memangkas gaji karyawan, membeli bahan baku yang murah tanpa mempertimbangkan kualitasnya. Model-model seperti itu sebenarnya dianggap sudah kurang efektif oleh perusahaan yang memiliki visi lebih jauh.

            Jika kita lihat budaya di Indonesia yang masih menjunjung tinggi rasa kebersamaan, maka kita harus mampu menangkap sebuah peluang dari komunitas-komunitas yang ada di Indonesia. Mereka memiliki minat dan tujuan yang sama serta memiliki kondisi social-ekonomi yang relative tidak jauh berbeda. Namun ketika sebuah komunitas sudah sangat besar dan solid maka banyak peluang yang dapat dimanfaatkan jika dilihat dari sisi bisnis.

            Tidak bisa dipungkiri bahwa setiap individu yang tergabung dalam sebuah komunitas memiliki ikatan emosional yang mendalam antar anggotanya. Hal ini nantinya akan memperkuat loyalitas / kesetiaan terhadap komunitas, memiliki satu rasa dan empati yang nantinya akan saling bertukar informasi mengenai banyak hal. Jika kita selaku tenaga pemasar sudah berhasil membuat sebuah komunitas percaya terhadap perusahaan kita, maka akan terjadi “Advokasi Pelanggan” dimana citra baik perusahaan akan tersebar dengan cepat sehingga dapat menurunkan biaya promosi.

Selain itu saat perusahaan sudah bekerjasama dengan komunitas biasanya tidakn akan sulit untuk mendapatkan database anggota yang nantinya menjadi prospek sebagai konsumen. Dari database tersebut nantinya perusahaan akan mudah mengenali profil dari setiap anggota komunitas, apa yang dia sukai, kapan dia lahir (untuk diberikan hadiah), dimana dia tinggal dan sebagainya. Hal ini bertujuan untuk memilih prospek yang potensial. Jika ini sudah berhasil dilakukan, maka akan terbuka kesempatan cross selling dan up selling yang nantinya akan dapat meningkatkan penjualan dan memaksimalkan laba.

            Dan yang terakhir perusahaan juga dapat menurunkan biaya Research & Development (R&D) ketika komunitas sudah merasa menjadi bagian dari perusahaan. Hal ini bisa terwujud jika suara konsumen benar-benar didengar sebagai sebuah ide dan masukan sehingga para konsumen akan merasa lebih dihargai keinginannya. Untuk mengefektivkan data, ide dan masukan konsumen dikolektifkan oleh komunitas dan perusahaan hanya tinggal memporsesnya untuk menghasilkan sebuah keputusan / strategi tertentu. Jika sudah berkembang, maka ide dan masukan tersebut bisa berubah menjadi inovasi melalui co-creation.

            Dilihat dari pemaparan di atas tentulah seseorang yang bekerja sebagai tenaga pemasar tentu tidak bisa mengacuhkan sebuah komunitas tertentu, terlebih jika komunitas tersebut memiliki jumlah anggota yang sangat banyak dan memiliki loyalitas tinggi terhadap komunitasnya. Maka dari itulah, peran tenaga pemasar (marketer) dan Public Relation (PR) atau yang biasa disebut Humas tidak bisa dipisahkan karena merekalah yang mampu menjalin komunikasi dan kerjasama dengan komunitas tertentu.

#Hastag
Berita Lainnya
Copyright © 2025 Masoem University