Hidup mati sebuah bisnis ada di tangan customer atau pelanggan. Sebab tanpa adanya pelanggan, maka tidak akan ada transaksi penjualan dan perusahaan tidak akan mendapatkan profit. Inilah sebabnya pendekatan customer oriented seharusnya dimiliki oleh setiap pekerja.
Mengapa customer oriented atau beorientasi ke pelanggan itu penting? Sesuai dengan namanya, beroientasi pada pelanggan artinya perusahaan menempatkan pelanggan di awal, tengah dan akhir pada proses penjualan. Pelanggan dijadikan basis pengambilan keputusan dalam setiap keputusan bisnis perusahaan.
Coba ingat kembali ketika kalian puas terhadap pelayanan suatu toko dan kembali lagi kepada mereka bila ingin melakukan pembelian. Itulah pencapaian dari implementasi customer oriented. Dalam teori, seiring dengan product value atau nilai produk yang mereka dapatkan, pelanggan akan tergerak untuk melakukan pengulangan pembelian (repeat purchase) dan terus menggunakan produk/layanan dari suatu perusahaan.
Kondisi pengulangan order tersebut akan menciptakan loyalitas pelanggan yang setia terhadap brand atau brand royalty. Dengan begitu, perusahaan tidak hanya mendapatkan keuntungan dari konversi calon pelanggan menjadi pembelian, tetapi juga dari mempertahankan pelanggan lama. Untuk lebih jelasnya, beberapa karakteristik dari bisnis yang Customer Oriented adalah sebagai berikut:
Yang menjadi pertanyaan, apakah ketika perusahaan mengandalkan produk buatan mereka mengandalkan divisi khusus (seperti R&D) yang disebut Product Oriented sudah tidak relevan lagi? Hal ini mungkin perlu sedikit menggali lebih dalam. Tidak dipungkiri bagi berbagai brand ternama yang telah ada, beragam inovasi produk atau layanan hadir dari proses trial and error oleh divisi khusus yang menjadi penggerak dalam pengembangan produk. Dan tak jarang hal tersebut membutuhkan biaya yang sangat besar untuk dapat menemukan produk yang layak. Namun apakah saat ini proses tersebut masih cocok digunakan?
Faktanya, saat ini sudah banyak perusahaan yang cukup sukses di pasaran yang menyediakan solusi dari permasalahan yang dialami oleh masyarakat umum. Ini terlihat dari pesatnya growth dari perusahaan Startup hingga mampu mendistrupsi pasar konvensional berkat strategi ‘bakar uang’. Hal ini menjadi tanda bahwa dengan membawa perspektif konsumen dalam perancangan bisnis maka bisnis tersebut akan mendapat dua keunggulan yaitu cepat dikenal oleh masyarakat dan pertumbuhan bisnis yang pesat.
Namun fenomena yang terjadi saat ini adalah masyarakat cepat beralih kepada lawan kompetitor bila dirasa produk atau layanan yang mereka dapatkan kurang menarik lagi. Inilah yang membuat banyak perusahaan Startup tidak mampu bertahan lama dan tutup operasionalnya. Pada akhirnya, produk atau brand ternama yang telah teruji kualitasnya menjadi pilihan paling nyaman di mata mereka.
Singkatnya, perusahaan yang Product Oriented akan tetap terus eksis dalam menciptakan inovasi-inovasi produk baru, hanya saja perlu diimbangi dengan memberikan pelayanan yang memuaskan bagi pelanggan. Sedangkan bagi perusahaan yang menerapkan Customer Oriented, yang perlu menjadi perhatian adalah bagaimana cara bisnis mereka dapat terus bergerak dapat terus konsisten menawarkan solusi produk dan membangun perusahaan bisnis yang berkelanjutan.
Itulah pengenalan konsep bisnis yang berorientasi pada pelanggan atau Customer Oriented. Memiliki skill yang fokus pada kebutuhan pelanggan ini sangat dibutuhkan dalam industri kerja saat ini, apalagi ditengah berkembang pesatnya perusahaan Startup. Kalian tertarik tentang dunia startup dan ingin bekerja di perusahaan Startup? Ma’soem University Bandung telah menyiapkan materi kuliah Startup business yang memuat banyak informasi tentang dunia startup. Jangan takut dengan biaya kuliah yan tinggi, karena kampus Ma’soem menyediakan berbagai beasiswa yang bisa didapatkan, plus biaya kuliah yang ekonomis.