Langkah-langkah dalam proses Assessment untuk mencegah tingkat bunuh diri Pada anak sebelumnya sudah dijelaskan. Dari 11 langkah, 4 diantaranya sudah dijelaskan dalam pembahasan sebelumnya. Maka dari tu dalam pembahasan kali ini akan dijelaskan langkal 5 hingga 11:
5. Observe the child in several settings
Ketika psikolog / konselor mengadministrasikan tes, observasi perilaku anak ketika di tes. Bagaimana performa anak di sesi pengetesan. Observasi yang cermat akan membantu psikolog / konselor dalam mengembangkan hipotesis tentang perilaku coping anak , dan mempelajari fleksibilitas anak dan keinginan anak untuk berkomunikasi secara jelas dengan orang lain. Sebaiknya psikolog / konselor mengobservasi anak di setting yang berbeda. Kunjungan ke rumah dan sekolah memberikan manfaat tambahan:
Kesempatan untuk membangun rapport dengan anak, orang tua dan guru, dan untuk mengamati karakteristik fisik lingkungan anak ( lay-out dan struktur rumah dan kelas)
Ingatkan guru bahwa ketika psikolog / konselor melakukan pengamatan, anak sebaiknya tidak mengetahui bahwa ia diamati
Minta guru atau orang tua untuk tetap melakukan rutinitas mereka ketika psikolog / konselor ada
Meski psikolog / konselor harus meredusir kecemasan guru dan orang tua dengan kunjungan, guru dan orang tua harus memahami bahwa perilaku mereka mungkin menjadi bagian dari problem dan perubahan perilaku mereka mungkin menjadi bagian dari solusi
6. Select & administer an appropriate test battery
Strategi assessment yang efektif mempersyaratkan psikolog / konselor untuk mengembangkan rencana dan memilih alat tes dan prosedur assessment lain agar dapat mencapai tujuan assessment. Pelajari secara hati-hati informasi yang ada di manual tes, alat tes dan norma. Sebelum memutuskan untuk menggunakan tes kelompok atau tes individual, lihat lagi referral question:
seberapa penting mengadministrasikan tes individual ?
Apakah ada faktor motivasional, keprbadian, bahasa atau keterbatasan fisik yang akan merusak performance anak di tes kelompok ?
Apabila validitas hasil tes kelompok dipertanyakan atau apabila perlu mengamati performance anak, sebaiknya gunakan tes individual
Tes kelompok biasanya tidak digunakan untuk mengetes anak berkebutuhan khusus
7. Interpret the assessment result
Setelah psikolog / konselor mengadministrasikan dan men-sekor tes dan memperoleh informasi data latar belakang problem, hasil wawancara dan observasi, maka psikolog / konselor harus menginterpretasikan temuan-temuannya. Interpretasi sebaiknya jangan hanya mengandalkan skor tes, tapi juga hasil wawancara dan observasi serta data hasil prosedur assessment lain. Ketika melakukan interpretasi, psikolog / konselor mengintegrasikan pengetahuan tentang anak, teori tes, psikologi perkembangan, teori kepribadian, dan psikopatologi. Proses interpretasi mencakup :
Mengintegrasikan data assessment
Menilai data-data yang bermakna/berarti
Mengeksplorasi implikasi data terhadap diagnostik, penempatan dan intervensi
8. Develop intervention strategies & recommendations
Setelah mendapatkan interpretasi, idealnya serang psikolog / konselor dapat mengembangkan strategi dan treatment baru dalam penyelesaian masalah si anak.
9. Write a report
Menuliskan laporan secara detail.
10. Meet with parents, examinee & other concerned individuals
Setelah laporan ditulis dengan sistematis, maka psikologi / konselor sebaiknya membuat janji bertemu dengan orang tua ataupun orang lain yang berhubungan dengan keseharian si anak.
11. Follow up on recommendations & reevaluation
Treatment yang sudah disepakati oleh semua pihak sebaiknya langsung dilakukan secara situmltan dan berkelanjutan untuk nantinya dievaluasi apakah terdapat perubahan positif atau tidak.