Pertanyaan Orang Tua:
"Saya khawatir anak saya akan meminum alkohol saat nongrkong bersama teman-temannya. Apa yang bisa saya lakukan?"
Jawab:
Anak-anak memang mudah tergoda untuk bereksperimen dengan hal-hal yang dilarang baginya. Dalam sebuah survei yang dilakukan baru-baru ini, 48% anak usia 10-15 tahun mengaku pernah mencoba minuman beralkohol. Cara orang tua bereaksi mempengaruhi apakah anak akan merahasiakannya atau tidak karena ada kecenderungan anak takut dimarahi. Jika orang tua bisa menyampaikan kekhawatiran secara tenang, anak akan lebih percaya terhadap orang tua dan tidak akan canggung untuk menceritakan hal tersebut.
Orang tua juga bisa menyampaikan kepada anaknya dengan cara yang elegan bahaya dan dampak dari mengkonsumis alcohol baik secara kesehatan fisik maupun psikologis dan emosi. Selain itu untuk beberapa kasus, seorang anak dibawah umur yang mengkonsumsi alcohol berlebih akan berurusan dengan polisi. Cara menyampaikan hal tersebut juga tentu saja tidak menggunakan nada ancaman, namun lebih kepada mengedukasi. Orang tua tidak perlu memperlihatkan sikap setuju atas perbuatannya supaya anak merasa percaya, namun orang tua bisa menawarkan berbagai usulan untuk mengurangi bahaya meminum alcohol. Saat topik mengenai perilaku “beresiko” tersebut sudah mulai dibicarakan secara terbuka dengan anak, tingkat ketertarikan anak terhadap perilaku tersebut menjadi kurang menarik dan kurang menggoda sehingga perlahan anak akan menjauhi kenakalan seperti itu.
Pertanyaan Orang tua:
"Anak saya terlalu sering menggunakan HP dan terindikasi kecanduan Gadget, bagaimana sebaiknya saya menghentikannya?"
Jawab:
Hobi memainkan HP memang beresiko merusak perkembangan anak anda apalagi jika sudah kecanduan karena akan mempengaruhi kemampuannya bersosialisasi tatap muka dengan teman-temannya dan juga keluarganya. Bersosialisasi jarak jauh remote socializing adalah berarti berkomunikasi dengan tingkat informasi yang jauh berkurang. Contohnya, jika bertatapan muka, nada suara, Gerakan, serta postur tubuh membantu mengirimkan pesan dan mampu membedakan antara komentar yang diintrepretasi sebagai candaan, pujian yang berupa sindiran, ejekan dengan pesan yang secara serius. Informasi yang terbatas melalui pesan singkat seperti berbagai aplikasi chating akan mempertinggi tingkat kesalahpahaman ketika berkomunikasi. Selain itu berbagai ketrampilan sosial anak yang seharusnya dilakukan secara tatap muka akan jauh berkurang sehingga social skill & people skill mereka tidak akan terlatih.
Bisa saja seorang anak lebih nyaman dengan brsosialisasi jarak jauh disebabkan oleh kepercayaan dirinya yang kurang, maka cara yang bisa dilakukan orang tua adalah dengan membujukanya untuk menemui teman-temannya sehabis sekolah dan di akhir pekan. Selain itu anak juga bisa diminta mengurangi durasi penggunaan gadget dengan cara membuat kesepakatan yang tegas serta pemberian reward saat anak mengalami perubahan positif. Pengaturan waktu penggunaan gadget bisa dilakukan di malam hari terlebih saat makan bersama keluarga sehingga terjalin komunikasi yang erat antar anggota keluarga. Untuk beberapa kasus orang tua sah-sah saja mengecek history / penelusuran internetnya hanya untuk memastikan anak masih berada dalam kondisi “aman” dan hanya mengakses situs-situs yang sesuai usianya.