Slogan 4 Sehat 5 Sempurna sering terdengar di telinga masyarakat yang hidup di generasi 90 an. Berbagai sosialisasi yang digagas pemerintah kala itu begitu gencar untuk mengenalkan pedoman penerapan pola makan yang sehat. Namun faktanya slogan tersebut saat ini tidak lebih dari sebuah sejarah saja, karena sudah dianggap tidak relevan lagi di kehidupan masa kini. Maka dari itu lahirlah Pedoman Gizi Seimbang sebagai penyempurnaan dari konsep 4 Sehat 5 Sempurna.
Mengenal 4 Sehat 5 Sempurna
Lalu sebenarnya apa itu konsep 4 Sehat 5 Sempurna? Sejarah mencatat bahwa slogan tersebut diperkenalkan oleh guru besar ilmu gizi pertama di Indonesia, Prof. Poerwo Soedarmo pada tahun 1950-an. Beliau sendiri di masa sekarang dikenal sebagai “Bapak Gizi Indonesia” berkat perannya menjadi orang pertama yang memperkenalkan dan mengembangkan pengetahuan tentang gizi dan ketenagaan gizi di Indonesia.
Konsep 4 Sehat 5 Sempurna ini mengacu pada prinsip Basic Four di Amerika Serikat pada era 1940an. Sejak Prof. Poerwo menggagas slogan 4 Sehat 5 Sempurna tersebut, mulai tahun 1960an baik masyarakat maupun pemerintah Indonesia mulai sadar akan pentingnya gizi bagi perkembangan tubuh.
Jenis makanan 4 Sehat 5 Sempurna itu meliputi makanan pokok, lauk pauk, sayur-mayur, buah-buahan, dan disempurnakan dengan susu. Semua makanan tersebut mewakili empat golongan makanan yaitu kalori sebagai sumber tenaga pada makanan pokok, protein sebagai sumber pembangun pada lauk pauk, sayur dan buah sebagai sumber vitamin dan mineral sebagai pelengkap gizi dari susu.
Namun memasuki tahun 1990-an, pedoman 4 Sehat 5 Sempurna mulai dianggap kurang sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi gizi. Oleh karena itu di era tersebut, Kementerian Kesehatan sempat mengkampanyekan slogan “Isi Piringku” sebagai pengganti slogan yang lama. Tujuan yang ingin dicapai dengan slogan baru adalah sebagai pedoman konsumsi harian dalam pemenuhan gizi seimbang.
Pedoman “Isi Piringku” ini sekilas menyempurnakan pedoman 4 Sehat 5 Sempurna. Ini dapat dilihat dengan aturan porsi makan yang dikonsumsi dalam satu piring, seperti 1/3 porsi untuk makanan pokok, 1/3 porsi untuk sayur, dan 1/3 porsi untuk lauk-pauk dan buah-buahan. Selain itu dalam kampanyenya, masyarakat dituntut untuk membatasi gula, garam dan lemak dalam konsumsi sehari-hari.
Pedoman Gizi Seimbang
Pedoman Gizi Seimbang (PGS) muncul akibat perkembangan pengetahuan dan ilmu gizi yang semakin modern dan penuntasan problem yang dihadapi Indonesia masa kini, seperti masalah kegemukan dan obesitas. Dasar dari konsep ini berasal dari prinsip Nutrition Guide for Balanced Diet, sebuah kesepakatan dari konferensi pangan sedunia di Roma tahun 1992. Pedoman ini mulai diperkenalkan di Indonesia dalam acara Press Conference Pedoman Buku Gizi Seimbang pada tahun 2014.
Pedoman Gizi Seimbang memiliki perbedaan dengan 4 Sehat 5 Sempurna, dimana yang diatur adalah susunan makanan sehari-hari yang mengandung zat gizi yang diatur jenis dan takaran sesuai dengan kebutuhan tubuh. Prinsip yang digaungkan meliputi 4 hal, yaitu variasi makanan, pentingnya pola hidup bersih, pentingnya pola hidup aktif dan olahraga, serta memantau berat badan ideal. Penjelasannya sebagai berikut:
- Variasi makanan
Variasi makanan itu penting untuk menjaga status gizi yang diterima oleh tubuh, seperti memakan nasi, sayuran dan ikan. Nasi sebagai sumber utama kalori tetapi miskin vitamin dan mineral. Sayuran kaya akan vitamin, mineral dan serat, tetapi miskin kalori dan protein. Sedangkan ikan adalah sumber utama protein, tetapi sedikit kalori.
- Pola hidup bersih
Dengan pola hidup yang bersih, kita akan terhindar dari kuman, virus atau bakteri yang menjadi biang penyakit. Hal ini akan susah didapatkan bagi yang memiliki penyakit infeksi. Umumnya seseorang yang menderita penyakit infeksi kurang memiliki nafsu makan, sehingga asupan gizi yang masuk ke tubuh akan berkurang.
- Aktivitas fisik atau olahraga
Segala hal yang melibatkan gerakan tubuh, termasuk olahraga, penting dilakukan untuk menjaga metabolisme tubuh dan keseimbangan gizi.
- Memantau berat badan
Indikator yang nyata bagi orang dewasa akibat keseimbangan zat gizi adalah memiliki berat badan ideal. Cara menghitung berat badan yang ideal adalah dengan menggunakan perhitungan Indeks Masa Tubuh (IMT).
Dalam penerapannya, PGS bisa berbeda antara satu dengan yang lainnya. Hal ini dikarenakan masing-masing orang memiliki tipe golongan usia, jenis kelamin, kesehatan, dan aktifitas fisik yang berbeda bagi setiap orang. Selain itu, susu bukan lagi menjadi pelengkap makanan yang sempurna, melainkan bagian dari kelompok sumber protein.
Jadi itulah konsep Pedoman Gizi Seimbang yang berlaku di masa sekarang. Tentunya semua kampanye ini dikenalkan untuk memberikan kesadaran bagi masyarakat akan pentingnya memperhatikan gizi bagi tubuh. Topik ini bisa menjadi pengantar kalian dalam mendalami materi Ilmu Gizi yang berada di kuliah, dan di Ma’soem University Bandung telah menyediakan mata kuliah tersebut dalam jurusan Agribisnis S1.
Jurusan Agribisnis S1 di Ma’soem University Bandung cocok untuk kalian yang punya mimpi untuk menciptakan inovasi bisnis di bidang pertanian. Berbagai fasilitas penunjang telah disiapkan untuk menunjang hal tersebut seperti hadirnya inkubator bisnis, perpustakaan umum, serta tenaga pengajar profesional. Ayo bergabung menjadi mahasiswa Ma’soem University!