
*Foto diambil dari dari dok.Humas Jabar
Jika ditanya bangunan yang menjadi ikon Kota Bandung, Gedung Sate tentu akan menempati daftar teratas. Kini, Gedung Sate punya wajah baru dengan hadirnya plaza dan Taman Depan Gedung Sate yang dilengkapi air mancur.
Plaza dan taman merupakan bagian revitalisasi 2019 ini berada di bagian belakang Gedung Sate. Landmark di ibu kota Jawa Barat (Jabar) yang dibangun sejak 1920 tersebut diharapkan menjadi tujuan wisata baru bagi masyarakat.
Gedung Sate dibangun di masa Hindia Belanda. Gedung ini dirancang arsitek Ir.J.Gerber, arsitek muda lulusan Fakultas Teknik Delft Nederland. Gerber tidak sendirian, ia dibantu koleganya, Ir Eh De Rood an Ir G Hendriks.
Menurut I Gusti Ayu Ceri Chandrika Meidiria, mahasiswa Prodi Arsitektur ITB, pembangunan Gedung Sate melibatkan 2.000 pekerja dan 150 orang pemahat. Gerber memadukan beberapa aliran arsitektur ke dalam rancangannya.
Gedung dengan simbol khas tusuk sate di puncak atap ini memiliki banyak ornamen yang memadukan nilai arsitektur Eropa dan arsitektur Nusantara atau disebut juga Indo-Eropa.
“Badan dari Gedung Sate mengingatkan kita pada gaya arsitektur Italia di masa reinaissance, sedangkan atap bertingkat yang berdiri tegak mirip dengan atap Pagoda. Ini merupakan ungkapan arsitektur yang berhasil menghasilkan keharomonisan antara langgam Timur dan Barat,” kata I Gusti Ayu Ceri Chandrika Meidiria, dikutip dari makalah “Gedung Sate, Keindahan Ornamen Arsitektur Indo-Eropa”.
Saat ini gedung bangunan cagar budaya tersebut menjadi pusat Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Tetapi gedung ini juga kerap menjadi tujuan wisata masyarakat. Adanya taman dan plaza diharapkan menambah daya Tarik Gedung Sate sebagai ikon wisata.
Wagub Jabar Uu Ruzhanul Ulum menuturkan, plaza Gedung Sate dibangun memanfaatkan ruang kosong agar menjadi ruang terbuka yang bisa dimanfaatkan masyarakat. "Dulu kegiatan selalu di taman, di halaman depan, di Parkir Barat. Dengan adanya plaza ini, maka semakin banyak pilihan untuk dijadikan tempat acara," kata Uu, di Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Bandung, baru-baru ini.
Dengan adanya fasilitas baru di Gedung Sate, masyarakat tidak perlu sungkan berkunjung untuk menikmati wisata sejarah sekaligus melihat bangunan heritage. Gedung Sate juga dilengkapi museum, Gesa Kopi, kantin, Masjid Al-Muttaqin, WiFi Gratis, scooter listrik, hingga event menarik hampir setiap minggunya. "Saya mengundang masyarakat ke Gedung Sate. Inilah landmark kebanggaan masyarakat Jawa Barat," kata Uu.
Ia berharap pemuda, pelajar agar mendatangi Gedung Sate untuk melakukan kegiatan positif. “Siapa tahu memotivasi semangat belajar, siapa tahu setelah ke Gedung Sate terinspirasi ingin jadi gubernur, pejabat, sekda, birokrat, silakan," ujarnya.
Namun satu hal yang harus diperhatikan, warga atau wisatawan yang berkunjung agar selalu menjaga kebersihan, menjaga ketertiban, dan kenyamanan terhadap sesama pengunjung lainnya.
*Foto diambil dari dari dok.Humas Jabar