Meskipun mungkin terdengar rumit untuk membudidayakan ikan, selangkah demi selangkah prosesnya akan dibahas agar termotivasi untuk memulainya.
Apa itu budidaya ikan dan bagaimana memulainya?
Budidaya ikan pada hakikatnya disebut juga pisciculture, yaitu proses pembudidayaan organisme yang hidup di perairan secara komersial, baik dalam lingkungan yang terkendali maupun semi terkendali sehingga dapat meningkatkan produktivitas. Budidaya ikan dimulai dari pemilihan area memelihara ikan hingga memasarkannya. Prosedur selangkah demi selangkah ini benar-benar akan membantu dalam mengidentifikasi spesies terbaik yang dapat dibudidayakan dan juga memandu memilih beragam pakan serta cara menyiapkan kolamnya. Meskipun proses budidaya ikan sama bagi pembudidaya berskala kecil atau besar, dalam budidaya berskala kecil, yang dibutuhkan hanyalah bibit dan kolam. Namun dalam skala besar dibutuhkan hal-hal seperti;
Pompa - digunakan untuk memompa air ke dalam atau ke luar kolam. Pastikan untuk memiliki pasokan air yang konstan ke kolam.
Peralatan pengujian air - Digunakan untuk melihat apakah air itu baik atau tidak untuk ikan.
Jaring - membantu menangkap ikan dalam jumlah besar.
Kolam tangki ikan - dibangun untuk menampung sejumlah besar ikan disaat panen dan pemasaran. Tangki ini biasanya dibangun secara ahli untuk memungkinkan lingkungan yang lebih baik bagi ikan.
Peralatan aerasi - Memfasilitasi aliran oksigen dengan baik di dalam kolam
Langkah 1: Pilih Area Tanah yang Sesuai
Langkah pertama dalam proses ini adalah memilih luas lahan yang baik. Ini dilihat dari ukuran, kualitas tanah, dan sumber air.
Ukuran - Pilih lahan yang cukup luas. Pertimbangkan rencana masa depan sehingga tidak akan ada batasan untuk memperluas bisnis ini. Pastikan lahannya cukup luas untuk kolam. Ukuran penting karena akan membantu mengembangkan bisnis dalam waktu dekat.
Tanah - Pilih lokasi yang tanahnya berkualitas tinggi karena kualitas tanah akan mempengaruhi kualitas dan kuantitas ikan. Ambil tanah untuk pengujian dan pastikan setidaknya ada lebih dari 20% tanah liat. Periksa kedataran tanahnya. Pastikan juga tempat tersebut tidak rawan banjir. Ini akan membantu mencegah air kotor masuk ke dalam kolam. Tanahnya juga harus memiliki sedikit bebatuan.
Air – Suplai air yang konstan sangat penting dalam memelihara ikan. Suplai air yang buruk tidak hanya membuat stres tetapi juga menyebabkan ikan tidak sehat sehingga produksinya rendah. Temukan lokasi di dekat sungai, danau, atau bahkan lubang bor. Kolam harus memiliki kedalaman sekitar 0,7 meter.
Langkah 2: Desain dan Konstruksi Kolam
Tidak ada gunanya membangun kolam dengan desain yang buruk di area yang tepat. Desain kolam tergantung pada jenis spesies yang ingin dipelihara. Ada beberapa faktor yang harus dipertimbangkan terlepas dari spesies yang ingin dipelihara. Faktor tersebut adalah:
Arus masuk dan arus keluar - Pastikan airnya mengalir masuk dan keluar secara konstan dan dengan kecepatan yang tepat. Jika aliran keluar terlalu banyak, alga yang menguntungkan akan terbuang dan merugikan ikan. Di sisi lain, jika air tertahan terlalu lama di kolam, akan terjadi penipisan oksigen yang menyebabkan ikan tidak sehat.
Manajemen yang baik - Saat kolam dibangun, kasa harus ditempatkan secara strategis dan tepat untuk menghalangi predator. Tutupi semua lubang masuk dan keluar dengan teliti.
Pengaliran yang baik - Kemiringan ideal kolam ikan adalah 0,02 meter untuk setiap 10 meter. Ini akan membantu mengatur laju aliran masuk dan keluar.
Bentuk dan ukuran - Produktivitas cenderung lebih tinggi di kolam dangkal. Namun, tidak boleh terlalu dangkal. Pastikan ujung dangkalnya kira-kira 50 cm.
Jarak antar kolam - Kolam yang tidak memiliki celah di antaranya sangat menyulitkan untuk memberi makan ikan. Juga sangat sulit untuk memanen ikan. Oleh karena itu, harus ada pemisah di antara kolam-kolam tersebut.