PELATIHAN MERAJUT UNTUK MENUMBUHKEMBANGKAN JIWA ENTREPRENEUR KAUM PEREMPUAN DI DESA RANCABALI, KECAMATAN CIWIDEY KABUPATEN BANDUNG
Penulis: Ida Rapida
Perkembangan teknologi di era digital menimbulkan berbagai dampak dimana berbagai kebutuhan dan pemenuhannya dapat dilakukan dengan serba instan dan serba cepat terutama dari segi waktu. Namun demikian di era yang serba cepat dimana ruang dan waktu bisa ditembus ada juga dampak negatif yang ditimbulkan, salah satunya sudah semakin memudarnya pandangan akan pentingnya seorang wanita memiliki ketrampilan, karena apapun yang terkait dengan barang kerajinan bisa diperoleh dengan waktu yang cepat asal ada uang.
Dulu, waktu penulis duduk di bangku SD sudah diajari cara membuat penganan sederhana, di SMP dan SMA diajarkan bagaimana menjahit sehingga bisa memasang kancing ataupun menjahit pakaian yang sobek, mengecilkan atau merombak baju. Selain itu pelajaran ketrampilan merupakan kegiatan yang sangat menyenangkan dimana melalui pelajaran ini siswa bisa membuat taplak meja dari benang wool yang dijalin, aneka bentuk binatang, menjahit pakaian sederhana, berbagai penganan dan sebagainya. Pelajaran ketrampilan menjadi keasikan tersendiri karena selain bisa digunakan atau dipajang juga terkadang ada yang minta dibuatkan dan menjadi penghasilan sampingan yang tidak disengaja. Tanpa disadari kegiatan ini telah menumbuhkembangkan jiwa entrepreneur anak.
Untuk menggugah dan mengasah kembali semangat kaum perempuan mengisi waktu senggang, dalam kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) penulis mencoba “ngageuing masa lalu” melalui pelatihan merajut kepada kaum perempuan di desa Rancabali, Kecamatan Ciwidey. Kegiatan ini sebagai salah satu acara mengisi Kuliah Kerja Nyata (KKN) mahasiswa Ma’soem University.
Pelatihan merajut yang dilaksanakan 8 Agustus lalu diharapkan agar kaum perempuan baik yang berprofesi sebagai ibu rumah tangga maupun kaum remaja putri tergugah kembali untuk memiliki keahlian khusus kaum wanita. Selain untuk mengisi waktu luang juga bisa digunakan untuk mendapatkan penghasilan tambahan atau bila memungkinkan dengan tekad dan kerja keras bisa menjadi sumber penghasilan utama sebagai wirausahawan. Materi yang diberikan selain pelatihan merajut juga wawasan menumbuhkembangkan jiwa entrepreneur kaum perempuan.
Pelatihan diikuti 20 orang peserta, dimana dalam pelatihan ini diajarkan cara membuat bros bunga mawar sederhana. Peserta sangat antusias karena hasilnya bisa langsung dipakai. Diharapkan melalui pelatihan ini peserta tergugah untuk belajar menambah kemahirannya dalam merajut sehingga hasilnya bisa dijual. Bila memungkinkan ketrampilan ini bisa menjadi sumber penghasilan keluarga.