
Setiap lembaga pendidikan tentu harus memiliki Sumber Daya Manusia (SDM) yang bermutu dan berkualitas. Tidak hanya tenaga pengaja atau dosennya saja, namun perlu juga didukung oleh staf / tenaga kependidikan yang kompeten agar “konsumen” yang kita layani bisa mencapai kepuasan maksimal. Di dunia pendidikan tinggi, konsumen yang dimaksud disni bisa dari mahasiswanya, orang tua ataupun pihak lain yang bekerjasama dengan perguruan tinggi yang bersangkutan. Namun mengingat hampir seluruh kegiatan di perguruan tinggi selalu berhubungan dengan mahasiswa, maka konsep pelayanan prima pun harus berfokus dengan kebutuhan mahasiswa itu sendiri.
Membangun Sumber Daya Manusia (SDM) tenaga kependidikan yang profesional tentu tidak mudah mengingat semakin berubahnya kebutuhan serta perilaku mahasiwa di setiap eranya. Tidak hanya itu, penguasaan teknologi informasi yang semakin berkembang pun turut menjadi faktor vital yang mempengaruhi kinerja tenaga kependidikan. Prof. Santoso.S. Hamijoyo mendeskripsikan masalah MUTU dalam konteks pelayanan dimana mutu merupakan masalah sikap, faktor lingkungan sosial budaya, memahami lingkungan kerja di semua lembaga dan instansi, perusahaan yang perlu dihayati. Tidak saja mahir merumuskan deskripsi tugas, tapi harus dilanjutkan dengan deskripsi “performance” yaitu “hasil karya nyata” yang ditentukan oleh lembaga sendiri maupun oleh masyarakat luar.
Pada dasarnya mutu adalah penyesuaian pada persyaratan yang terus berubah (Quality is conformance to ever changing requirement). SDM yang bermutu tidak cukup hanya belajar, tapi harus belajar cepat (to learn fast). Dalam konteks teori manajemen, kita mengenal dengan istilah “Change Management” dimana perubahan dalam manajemen sebuah organisasi tentu saja diperlukan mengingat faktor-faktor yang berhubungan dengan organisasi tersebut selalu berubah. Teknologi informasi yang sangat cepat berkembang “memaksa” para staf tenaga kependidikan untuk terus meng-upgrade diri supaya dapat mengikuti aturan-aturan baru yang diberlakukan pemerintah seperti contohnya laporan kinerja dosen, data mahasiswa, penerima beasiswa dan lain-lain yang semuanya dilakukan secara online.
Faktor pelayanan menjadi komponen penting untuk keberlangsungan serta eksistensi Perguruan Tinggi, khususnya Perguruan Tinggi Swasta yg bermutu. Betapa tidak, seperti yang kita tahu bahwa sebagian besar operasional peruguran tinggi swasta bisa dikatakan “bergantung” dari mahasiswa yang ada. Dana / uang pembayaran yang dilakukan oleh mahasiswa selain untuk membayar tenaga dosen, juga diperlukan untuk pengembangan pendidikan seperti fasilitas dan lain-lain. Tidak mudah untuk membangun opini konsumen, yang dalam hal ini mahasiswa dan orang tuanya bahwa harga yang dibayarkan oleh mereka kepada pihak kampus itu worth it atau sepadan dengan apa yang akan didapatkan. Maka dari itulah konsep pelayanan menjadi salah satu hal yang sangat penting yang perlu dilakukan oleh pihak kampus untuk terus menjaga trust / kepercayaan dengan mahasiswa, orang tuanya serta masyarakat pada umumnya.
Menurut Triguno (2005) pelayanan yang terbaik, yaitu "Melayani setiap saat, secara cepat dan memuaskan, berlaku sopan, ramah dan menolong, serta profesional dan mampu". Selain itu, secara garis besar terdapat empat unsur pokok yang terkandung dalam pelayanan yang unggul (service excellence) yaitu : 1). Kecepatan, 2). Ketepatan, 3). Keramahan, dan 4). Kenyamanan. Dalam hal pelayanan terhadap mahasiswa kita bisa mengambil contoh mengenai hak beasiswa. Jika tenaga kependidikan kurang profesional dalam hal kecepatan dan ketepatan maka bisa jadi mahasiswa tersebut tidak mendapatkan haknya, dalam hal ini beasiswa yang sudah dijanjikan. Tidak hanya itu, keramahan tenaga kependidikan dalam melayani mahasiswa pun menjadi faktor penting demi menjaga rasa nyaman mahsiswa selama menjalani kuliah. Ketika pelayanan-pelayanan tersebut dirasakan kurang maksimal oleh mahasiswa, maka lambat laun akan mempengaruhi tingkat kepuasan mahasiswa yang berdampak kepada citra kampus. Begitu juga sebaliknya, jika mahasiswa puas terhadap pelayana kampus, maka seiring berjalannya waktu kampus tersebut akan menjadi kampus bermutu yang nantinya akan berdampak kepada tingkat kepercayaan masyarakat, yang dalam hal ini adalah meningkatnya jumlah mahasiswa.