Oleh : Mochamad Abdul Azis Amir, M.Pd (Dosen Prodi BK Masoem University)
(Lanjutan)
Keuntungan revolusi industri 4.0 sungguh besar untuk perkembangan dan kemajuan Indonesia khususnya ekonomi, namun tidak serta-merta revolusi 4.0 dengan mudah dapat dicapai karena dapat dipastikan membutuhkan upaya yang tinggi dalam menghadapi tantangan dan rintangan. Menurut Drath dan Horch (2014) tantangan yang dihadapi oleh suatu negara ketika menerapkan kebijakan guna penunjang revolusi Industri 4.0 adalah munculnya resistansi terhadap perubahan demografi dan aspek sosial, ketidakstabilan kondisi politik, keterbatasan sumber daya baik manusia atau alam, risiko bencana alam dan tuntutan penerapan teknologi tinggi yang ramah lingkungan. Tantangan dan rintangan selain aspek sosial, alam, teknologi, ekonomi, politik yang perlu di persiapakan menurut Zhou dkk (2015) adalah pengetahuan. Hal tersebut mengindikasikan akan pentingnya persiapan pendidikan dalam menghadapi revolusi industri 4.0.
Menghadapi revolusi industri 4.0 tentu bukan perkara mudah. Untuk menjawab tantangan dan rintangannya memerlukan persiapan yang matang. Darmono (2018) menyinggung misalnya saja dengan merubah metode pembelajaran dalam dunia pendidikan yang ada saat ini. Salah satu upaya dalam pendidikan adalah mengasah dan mengembangkan bakat peserta didik. Bakat merupakan hal penting yang harus dikembangkan karena potensi yang akan mengarahkan pada perkembangan zaman termasuk revolusi industri 4.0, dengan bakat tidak hanya akan membuat jadi mudah dan mencipta namun akan dapat mengembangkan situasi atau keaadan demi terciptanya tujuan dan arah jalan revolusi industri 4.0 yang akan dicapai.
Bakat adalah segala faktor yang melekat pada individu sejak lahir yang bersifat laten potensial yaitu dapat tumbuh dan berkembang hingga lebih optimal (Kartono, 1979). Pengertian lain bakat adalah kemampuan dasar individu untuk belajar sesuatu dengan jenis bakatnya masing-masing dalam tempo waktu yang pendek dibanding individu lainnya dengan hasil lebih baik dibanding individu lain. Dapat disimpulkan dari pengertian bakat tersebut bahwa salah satu faktor yang dibutuhkan dalam revolusi industri 4.0 saat ini dengan belajar singkat, hasil akhir yang memikat atau berkualitas sehingga menunjang ketercapaian hasil yang diinginkan mengingat kebutuhan dan ketercapaian dalam revolusi industri 4.0 memerlukan waktu yang cepat. Tidak seperti di revolusi-revolusi industri telah lalu relatif tidak sescepat dan singkat saat ini
Konsep bakat atau talenta menurut Gadner (Lucy, 2016, hlm. 109) adalah dimana manusia memiliki kemampuan atau disebut dengan kecerdasan. Bakatnya manusia menurut Gadner memiliki 8 kecerdasan yang berbeda didalam diri manusia yaitu: 1) Linguistik (kata); 2) visual-spasial (gambar); 3) kinestetik (gerak/tubuh); 4) musikal (musik); 5) intrapersonal (diri); 6) interpersonal (orang) ; 7) logis-matematis (angka),dan 8) naturalis (alam).
Pengembangan bakat individu khususnya peserta didik sangat penting sekali dalam memersiapkan revolusi industri 4.0, dan siapakah yang berhak untuk berperan aktif melakukan pendampingan dan mengarahkan bakatnya peserta didik secara optimal?. Jawabannya adalah seluruh guru atau stakholder di suatu intitusi. Namun yang paling berhak berperan adalah guru Bimbinga dan Konseling (BK). Mengapa guru BK?, karena Bimbingan dan konseling di sekolah diselenggarakan untuk memfasilitasi perkembangan peserta didik/konseli agar mampu mengaktualisasikan potensi dirinya atau mencapai perkembangan secara optimal. Fasilitasi dimaksudkan sebagai upaya memperlancar proses perkembangan peserta didik/konseli, karena secara kodrati setiap manusia berpotensi tumbuh dan berkembang untuk mencapai kemandirian secara optimal. Selain itu bimbingan dan konseling pada satuan pendidikan mencakup empat bidang layanan yang memfasilitasi perkembangan pribadi, sosial, belajar, dan karir. Pada hakikatnya perkembangan tersebut merupakan satu kesatuan utuh yang tidak dapat dipisahkan dalam setiap diri individu peserta didik/konseli.