Bimbingan Konseling: Persahabatan

Beranda / Berita / Bimbingan Konseling: Persahabatan
22 Juli 2019
Bimbingan Konseling: Persahabatan

Penulis: Irfan Fahriza (Dosen Ma'soem University)

Kata persahabatan tentu sangat sering kita dengar dalam kehidupan kita. Bukan hanya anak dan remaja, tetapi berbagai kalangan usia tidak terlepas dari peran persahabatan dalam kehidupan sehari-hari. Seperti kita ketahui, persahabatan tidak sama dengan pertemanan pada umumnya. Persahabatan merupakan hubungan pertemanan yang lebih lekat dan lebih dalam, dimana kita melibatkan berbagai hal di dalamnya termasuk emosi kita.

Persahabatan juga menjadi bahasan penting dalam dunia psikologi karena kaitannya dengan psikologis manusia. Beberapa pakar psikologi mendefinisikan persahabatan sesuai dengan analisis dan penelitian masing-masing. Menurut Baron & Bryne (2006), persahabatan adalah hubungan dimana dua orang menghabiskan waktu bersama, berinteraksi di berbagai situasi, dan juga menyediakan dukungan emosional. Santrock (2002), menjelaskan bahwa persahabatan adalah suatu bentuk hubungan yang dekat yang akan melibatkan suatu kesenangan, percaya, penerimaan, respek, saling membantu, menceritakan sebuah rahasia, pengertian, dan juga spontanitas. Rawlins (dalam Tillman-Healy, 2003) mendefinisikan sahabat sebagai teman dekat, yaitu seseorang untuk berbicara, untuk bergantung, dan menyandarkan diri untuk mendapatkan pertolongan, dukungan, dan juga suatu kepedulian, hingga bersenang-senang dalam melakukan sesuatu.

Dari beberapa definisi persahabatan yang dijelaskan para pakar psikologi, tentu kita dapat menyimpulkan apa arti persahabatan tersebut. Persahabatan adalah interaksi antar individu yang melibatkan emosi dan perasaan manusia yang memiliki dampak bagi psikologis individu tersebut. Apa yang dijelaskan Rawlins tentang persahabatan merupakan bukti bahwa persahabatan sangat melibatkan unsur psikologis, dimana seorang individu dapat mersakan keinginan untuk bergantung, mendapatkan pertolongan dan dukungan dari seseorang yang ia anggap sebagai sahabatnya. Terkadang hubungan persahabatan bisa lebih erat dari hubungan adik dan kakak. Dimana kita dapat menceritakan berbagai hal pada sahabat kita, tetapi belum tentu bisa menceritakannya pada keluarga kita.

Untuk anak usia kanak-kanak, persahabatan dapat terjalin jika ada kesamaan hobi dan aktivitas yang serupa. Ketertarikan untuk berteman dengan teman sebayanya akan dinilai dari intensitas pertemuan dan kesamaan mereka akan sesuatu, misal masalah permainan, atau barang-barang yang mereka mainkan. Objek ketertarikan mereka akan sangat berpengaruh dalam berkembangnya hubungan persahabatan. Tidak jauh berbeda dengan usia kanak-kanak, usia anak sekolah dasar pun memilih teman berdasarkan objek ketertarikan mereka. Hanya saja analisis mereka akan berkembang menjadi hal-hal yang lebih dalam, mereka akan melihat kesetiaan, kerja sama dan sikap anak lain terhadap mereka, serta bisa juga berhubungan dengan gender mereka.

Usia remaja, persahabatan akan ditekankan pada hal yang lebih kompleks. Mereka akan melihat kesetiaan, dan mereka mulai menunjukkan kelekatan yang lebih dalam persahabatan. Dimana akan dimulai fase dimana mereka bisa menceritakan hal-hal yang lebih serius dan menyedihkan, bukan hanya hal yang menyenagkan saja. Persahabatan pada anak remaja merupakan awal dari emosi dan perasaan dilibatkan lebih dalam. Kail & Cavanaugh (2000) memaparkan tentang munculnya keakraban dalam persahabatan remaja menunjukkan bahwa teman adalah sumber dari dukungan sosial dan emosi. Banyak hubungan persahabatan di masa remaja yang berlanjut hingga dewasa bahkan hingga lanjut usia.

#Hastag
Berita Lainnya
Copyright © 2025 Masoem University