
Gula merah adalah jenis gula yang sering digunakan oleh ibu rumah tangga untuk pemanis makanan. Di pasaran kalian dapat menemukannya dalam bentuk tabung atau silinder, kadang berbentuk batok kelapa, serta berwarna cokelat terang. Gula ini dihasilkan dari proses air nira yang berasal dari tanaman kelapa atau tebu. Kali ini kami akan membahas bagaimana proses pembuatan gula merah dari tebu yang menjadi salah satu topik pembelajaran materi kuliah Teknologi Gula dan Kembang Gula.
Bahan baku dari gula merah yang perlu dipersiapkan kali ini adalah air nira dari tebu yang didapat dari penggilingan batang tebu. Alasan nira tebu cocok digunakan sebagai bahan baku adalah kandungan sukrosa yang tinggi (sekitar 10-15%) dari total nira tebu, juga karena produksi tebu yang tinggi sehingga potensial dijadikan beragam jenis produk jadi. Hasil penggilingan tebu muda memiliki hasil nira yang berbeda secara visual (nira berwarna hijau muda namun keruh) dibanding ketika menggunakan tebu yang sudah tua (nira berwarna lebih kecoklatan). Kalian bisa juga mencium aroma nira tebu yang khas dan segar sebagai tanda bahwa nira tersebut berkualitas baik untuk diolah.
Setelah mendapatkan ekstraksi air nira dari proses penggilingan tebu, selanjutnya disaring menggunakan kain penyaring untuk memisahkan ampas penggilingan maupun serangga. Kemudian nira tebu hasil penyaringan dimasukkan ke dalam wajan besar dan dipanaskan mencapai suhu 110 derajat celcius selama kurang lebih tiga hingga empat jam sembari diaduk.
Hati-hati bila suhunya tinggi, karena nanti akan terjadi proses karamelisasi berlebihan dan gula yang dihasilkan menjadi gosong. Selain itu proses pengadukan secara intens juga diperlukan untuk mempercepat penguapan air dari nira. Saat nira mendidih, akan muncul buih-buih yang perlu disaring. Nantinya hasil pemanasan akan membentuk kristal gula yang kompak serta menghasilkan warna gula yang sama, seperti yang disebutkan oleh Sagala (1978) dalam bukunya yang berjudul “ Komunikasi Balai Penelitian Kimia.”
Salah satu cara mengetahui gula yang dihasilkan berkualitas bagus dapat diuji melalui pengujian kristal atau meneteskan olahan nila ke air dingin. Ketika tetesan tersebut memadat di dalam air, maka pemanasan sudah dianggap cukup. Namun ketika tetesan tersebut melarut atau menyebar di dalam air, maka pemanasan perlu dilanjutkan kembali. Bila pemanasan dilakukan terlalu lama, maka bentuk gula akan berbentuk agak keras, sedangkan pemanasan yang terlalu cepat akan menghasilkan gula yang berbentuk lembek dan mudah meleleh.
Setelah melalui tahap pemanasan dan mendapatkan kondisi ideal cairan gula, maka selanjutnya cairan gula tersebut dipindahkan ke wadah khusus untuk diaduk hingga mendingin. Bila telah mencapai suhu 60 derajat celcius, maka olahan nira tersebut dapat dicetak. Bentuk cetakan dapat diatur sesuai dengan kebutuhan, bisa berbentuk tabung, belahan batok kelapa atau bentuk lainnya.
Itulah proses dari pembuatan gula merah dengan menggunakan nila tebu. Dalam proses yang dijalani ada beberapa hal yang mampu mempengaruhi kualitas dari gula merah, seperti mutu cairan nila, suhu api, berapa lama pemanasan hingga pengadukan. Kebersihan dari alat-alat yang digunakan pun juga cukup penting agar gula yang dihasilkan lebih higenis. Pelajari lebih lanjut mengenai perkembangan teknologi gula dan pengolahan kembang gula lainnya dalam jurusan Teknologi Pangan S1 di Ma’soem University.
Jurusan teknologi pangan menghadirkan pembelajaran segala jenis pengolahan bahan pangan menjadi makanan yang bisa dikonsumsi dan tetap bergizi. Khususnya di Ma’soem University, para mahasiswa juga dibekali kemampuan enterpreneur sehingga kedepannya mampu secara mandiri memproduksi usaha makanan sendiri, ataupun bekerja di perusahaan yang berfokus pada produksi makanan. Kalian bisa mendapatkan benefit yang beragam mulai dari fasilitas kampus yang memadai, uang kuliah yang cukup terjangkau dan beragam beasiswa untuk mahasiswa berprestasi. Mari bergabung menjadi mahasiswa Ma’soem University!