Prospek Pekerjaan Alternatif Bagi Lulusan Jurusan Arsitektur

Tujuan kuliah pastinya adalah mendapatkan pekerjaan setelah lulus, yang tentunya sesuai dengan passion dan background akademis yang telah dilalui. Sangat penting untuk mengetahui prospek kerja jurusan arsitektur, karena ada beberapa alternaitf pilihan setelah kalian lulus kuliah. Namun terkadang, dunia pekerjaan tidak selalu in line dengan latar belakang pendidikan yang telah diperoleh selama duduk di bangku kuliah.

ketika lulus dari teknik arsitektur, ternyata bukan cuma jadi arsitek saja, para lulusannya dapat mencoba pekerjaan yang juga cocok untuk dijalani, berikut ini 5 prospek kerja yang bisa dikerjakan anak Arsitektur selain menjadi arsitek.

Dosen

Bagi yang tertarik di bidang pendidikan, menjadi dosen atau guru arsitektur bisa menjadi pilihan pekerjaan alternative selain menjadi arsitek. Sebaiknya, sebelum menjadi pengajar, para lulusan harus memiliki pengalaman kerja di bidang arsitektur terlebih dahulu, supaya penguasaan materi dan pemahaman di dunia bangunan semakin dalam. Selain itu, di dalam diri seorang dosen harus ada 2 kemampuan : Komunikasi verbal dan literasi (budaya baca yang tinggi).

Kemampuan verbal hanya butuh pembiasaan dan bisa mengikuti kursus/training retorika. Bila sudah menguasai kemampuan verbal, maka perkuliahan di kelas akan hidup dan tidak terasa membosankan. Tentang kemampuan literasi, bisa diketahui dari apakah dosen tersebut lebih banyak bawa buku atau pegang gadget?

Tugas dosen paling utama adalah tridharma perguruan tinggi, yaitu dosen wajib melakukan tiga hal utamanya dalam hal: pengajaran, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Untuk menjadi seorang dosen, sebaiknya paham dunia pendidikan dan birokrasinya agar tepat guna.

Pegawai Negeri Sipil

Dengan latarbelakang Arsitektur, kesempatan untuk bisa bekerja di Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Dinas Tata Kota, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, atau Dinas Permukiman dan Prasarana Wilayah sangat terbuka lebar.

Sebagai PNS, pekerjaan seorang arsitek tergantung pada instansi tempatnya bekerja. Misalnya jika ditempatkan bekerja di Dinas Tata Kota, maka tugas dan kewajibannya adalah sebagai perencana kota  yang merancang dan mengembangkan wilayah kota agar memiliki daya dukung ekonomi dan lingkungan terkait dengan populasi warganya.

 Tidak hanya hal-hal yang berkaitan dengan hal fisik saja seperti perumahan, pertokoan, perkantoran, atau pun persawahan, tapi juga harus memperhatikan hal-hal non fisiknya. Hal-hal non fisik tersebut sangat berkaitan dengan bidang sosial, ekonomi, dan budaya. Dengan memahami semua hal-hal tersebut, maka kemampuan dalam merencanakan pembangunan ataupun pengembangan sebuah wilayah yang tidak hanya sekadar membangun fisiknya tapi juga lingkungannya (sosial budaya) akan terasah dengan baik.

Surveyor Bangunan

Jika selama kuliah ternyata tidak bisa move on dari matakuliah Desain dan Konstruksi Bangunan, sepertinya profesi sebagai auditor bangunan atau surveyor bangunan akan sesuai. Menjadi seorang surveyor bangunan berarti juga turut melestarikan, memperbaiki, memodifikasi, merenovasi, hingga memulihkan bangunan yang ada.

Seorang surveyor biasanya fokus kepada tiga area kerja utama - mensurvei, urusan hukum, membuat perencanaan dan melakukan inspeksi.

• Menyurvei properti, mengidentifikasi masalah struktural di bangunan tersebut, serta memberikan rekomendasi perbaikan
• Memeriksa kerusakan bangunan untuk kebutuhan asuransi Misalnya, karena kebakaran atau banjir
• Memberikan saran pada klien saat menghadapi perselisihan mengenai batas bangunan

Pada intinya, apapun jenis pekerjaan yang nantinya akan diseriusi, jangan berhenti belajar dan membatasi diri pada ilmu arsitektur saja. Misalnya saja, dibutuhkan keahlian berbeda untuk menjadi seorang dosen, pegawai negeri dan surveyor bangunan, tidak cukup ilmu arsitektur saja. Jadi, supaya pekerjaan tersebut nanti bisa tuntas dengan baik, teruslah mengembangkan diri dengan pengetahuan dan keterampilan lain.