Selamatkan Bumi Dengan Urban Farming

Beranda / Berita / Selamatkan Bumi Dengan Urban Farming
19 April 2021
Selamatkan Bumi Dengan Urban Farming

Manusia dan Planet Bumi tidak akan pernah bisa dilepaskan satu sama lain. Betapa tidak, dalam menjalankan kehidupan di dunia ini manusia membutuhkan pijakan yang layak untuk beraktivitas setiap hari. Allah SWT telah menciptakan Bumi dengan segala isinya berdasarkan kebutuhan manusia itu sendiri, khususnya kebutuhan akan bernapas. Maka dari itulah sudah menjadi tugas manusia untuk selalu menjaga kualitas udara di Bumi agar tetap “layak” demi keberlangsungan ekosistem yang ada di dalamnya.

Di Bulan September 2020 saja, tingkat polusi di Kota Jakarta sempat menunjukan pergerakan ke arah warna merah. Indikator warna merah ini menunjukkan bahwa konidisi ini cukup berbahaya bagi sebagian besar orang terutama yang memiliki resiko gangguan pernapasan sehingga disarankan untuk tidak terlalu sering beraktivitas di luar ruangan. Tingkat polusi udara Kota Jakarta pada saat itu menunjukkan angka 172 USAQI. Angka tersebut termasuk level tidak sehat atau level Unhealty 101-150 USAQI. Untuk beberapa orang kondisi seperti itu bisa memicu penyakit paru-paru dan juga jantung.

Tidak hanya Kota Jakarta saja yang saat itu menunjukkan tingkat polusi udara yang buruk. Terdapat beberapa Kota lainnya di Indonesia yang menunjukkan tingkat polusi yang termasuk kategori tidak sehat seperti Bekasi (166 USAQI), Tangerang (154 USAQI), dan Surabaya (153 USAQI). Sedangkan Kota-Kota lainnya seperti Bandung, Semarang, Makassar, Pekanbaru dan Denpasar masih berada di Level indikator Oranye dan kuning.

Meskipun di awal masa pandemi COVID 19 tahun 2020 tingkat polusi udara sempat menunjukkan kondisi membaik karena aturan PSBB dan pengurangan jumlah kendaraan bermotor yang beroprasi, namun hal tersebut hanya bersifat sementara. Hal ini dikarenakan di tahun 2021 masyarakat sepertinya sudah “terbiasa” dengan kondisi pandemi tersebut sehingga mulai menjalankan aktivitas seperti biasa layaknya kondisi sebelum pandemi. Otomatis hal tersebut memicu kembali buruknya tingkat polusi udara di Indonesia.

Salah satu cara yang saat ini menjadi tren dan diprediksi efektif untuk mengurangi tingkat polusi udara, khususnya di Indonesia adalah dengan Urban Farming. Secara sederhana Urban Farming adalah serangkaian kegiatan bercocok tanam / produksi pangan yang dilakukan di perkotaan. Beberapa negara yang sudah konsern dalam kegiatan Urban Farming seperti Amerika Serikat, Hongkong, Jerman dan beberapa negara lain percaya bahwa masyarakat di perkotaan rindu akan suasana alam dan kesegaran udaranya. Selain itu kegiatan ini juga bisa mendorong tingkat sosialisai masyarakat perkotaan yang cenderung individualistis. Tidak hanya mampu menjaga ketahanan pangan, kegiatan ini juga mampu untuk menjaga iklim kota sehingga bisa “mendinginkan”  wilayah tersebut.

Jika masyarakat yang hidup di Kota-Kota besar di Indonesia secara konsisten melakukan praktek Urban Farming (meski hanya dalam skala kecil), maka niscaya tingkat polusi udara bisa kembali membaik dan “layak”. Hal tersebut bisa berjalan secara maskimal jika terdapat dukungan dari banyak pihak seperti pemerintah setempat, aktivis lingkungan, komunitas petani dan akademisi. Meskipun kegiatan ini menjadi tren di masa pandemi, namun alangkah baiknya gerakan seperti ini bisa menjadi kebiasaan yang bersifat permanen demi memelihara kondisi Planet Bumi agar tetap terjaga kualitas udaranya.

Salah satu Universitas yang mengajarkan mahasiswanya dalam melakukan gerakan Bercocok Tanam sejak dini di Perkotaan adalah Universitas Masoem. Melalui Prodi Agribisnis dan Teknologi Pangan di Fakultas Pertanian Masoem University, para mahasiswa diajarkan dasar-dasar Urban Farming baik dari sisi pengetahuan pangannya hingga bagaimana mengelolanya dengan baik hingga menghasilkan keuntungan materi. Terdapat 13 Peminatan konstentrasi yang bisa dipilih oleh Mahasiswa Agribisnis & Teknologi Pangan selain Urban Farming yaitu : 

  • Konsentrasi Produk Kopi
  • Konsentrasi Produk Susu

  • Konsentrasi Produk Sirup

  • Konsentrasi Produk Coklat

  • Konsentrasi Produk Teh

  • Konsentrasi Produk Makanan Instan

  • Konsentrasi Produk Kue Kering 

  • Konsentrasi Produk Kembang Gula

  • Konsentrasi Produk Fermentasi

  • Konsentrasi Manajemen Suplier Hortikultura

  • Konsentrasi Marketplace Agribisnis

  • Konsentrasi Produk Makanan Tradisional Indonesia

 

Oleh: Adi Indradi Wazdi, S.Psi.,M.M.

#Hastag
Berita Lainnya
Copyright © 2024 Masoem University