*Pameran Instalasi di Gedung Indonesia Menggugat
Instalasi seni yang dirancang studio konsultan brand dan interior, Tujusemesta, menarik perhatian pengunjung “CONVEY DAY PEACETIVAL 2020” yang berlangsung di Gedung Indonesia Menggugat, Bandung. Instalasi bernama “Achetype” ini sanggup menghubungkan kepribadian pengunjung dengan tokoh-tokoh terkenal dunia.
Instalasi “Archetype” terdiri dari tiga ruangan, mengacu pada tiga kepribadian yang ada pada setiap manusia. Ruang pertama berisi meja yang banyak berisi pertanyaan tentang minat seseorang, ruangkan kedua terdapat pameran poster berisi kata-kata tercetak tak beraturan, ruangan ketiga berisi meja besar yang di atasnya tergeletak buku-buku dan lampu-lampu belajar.
Pengunjung pameran yang ingin menyelami permainan instalasi “Archetype” harus menggunakan ponsel pintarnya untuk membuka laman tujusemesta.com. Laman ini akan memandu permainan di masing-masing ruang instalasi. Hasil permainan akan menunjukkan kepribadian pemainnya.
Setelah dapat penilaian kepribadian, pengunjung tinggal membaca pameran poster 12 tokoh dunia. Dari poster itu, pengunjung akan dibertahu keprtibadian para tokoh, seperti seperti Sukarno yang dinilai memiliki kepribadian hero, Mahatma Gandhi (caregiver), Nelson Mandela (everyman), Malala Yousafzai (rebel), Charlie Chaplin (entertainer), Abdurrahman Wahid (Gusdur) (magician), dan tokoh-tokoh lainnya.
Andi Abdulqodir, konsultan desain Tujusemesta, bilang wahana atau instalasi “Achetype” merupakan hasil kolaborasi dengan Motionbeast dan Peace Generation. Instalasi ini sebagai terjemahan dari teori filsuf asal Swiss, Carl Gustav Jung.
Dalam konsep Jung, archetype merupakan pola, kebiasaan, simbol atau bentuk yang ada pada bawah sadar manusia. Konsep ini diturunkan dari generasi ke generasi yang tersimpan pada ruang diri bernama ketidaksadaran kolektif.
“Tema instalasi mengusung pahlawan dengan pendekatan personaliti, kita ajak pengunjung kenal dirinya seperti konsep-konsep Jung,” kata Andi.
Ia menjelaskan, pameran instalasi tersebut sebenarnya bukan tes psikologi atau sejenis psikotes. Tetapi ingin lebih melibatkan pengunjung pameran. Selama ini, banyak pameran yang kurang melibatkan pengunjungnya. “Dengan adanya permainan kepribadian dalam instalasi, pengunjung jadi berinteraksi,” kata Andi.
Menurutnya, akurasi penilaian instalasi terhadap kepribadian pengunjung relatif kecil. Sehingga tidak bisa dipakai untuk acuan. “Meski ada pengunjung yang merasa hasilnya mirip dengan kepribadiannya, mudah-mudahan menjadi motivasi,” lanjutnya.
Hadirnya para tokoh dunia diharapakan membekas di hati para pengunjung yang kebanyakan pelajar dan mahasiswa. Dengan begitu, mereka merasa terinspirasi atau bahkan mau meniru kepribadian para tokoh.
Pameran Achetype bagian dari “CONVEY DAY PEACETIVAL 2020: Ruang Belajar Perdamaian Interaktif”, sebuah acara edukasi yang digelar Pusat Pengkajian Islam dan Masyrakat (PPIM UIN Jakarta) yang berkerja sama dengan CONVEY Indonesia, PeaceGeneration dan UNDP Indonesia.
CONVEY DAY PEACETIVAL 2020 mengklaim menggunakan cara-cara baru dalam menangkal intoleransi, radikalisme dan ekstremisme. Melalui CONVEY Day, ada tiga hal penting yang ingin disampaikan. Pertama, pentingnya kesadaran pengetahuan berbasis bukti (evidence based knowledge) kepada pengambil kebijakan dan publik. Kedua, upaya membangun generasi milenial yang kritis, terbuka dan empatik terhadap kebinekaan dalam konteks kewargaan dan kebangsaan. Ketiga, perlunya memperkuat kolaborasi antar pelbagai pemangku kepentingan untuk membangun Indonesia yang damai dan harmonis.
Di Fakultas Pendidikan Universitas Ma'soem / Ma'soem University, khususunya di Prodi Bimbingan Konseling para mahasiswa akan dibekali ilmu-ilmu mengenai kepribadian secara mendalam. Tujuannya selain nantinya mereka memahami karakter peseta didik saat menjadi guru BK, mereka juga mampu memahami karakter seseorang ketika konseling secara profrsional diluar dunia pendidikan.