Kopi merupakan salah satu hasil bumi terbesar di Indonesia yang merupakan kekayaan alam dengan citarasa nikmat dibalik setiap seduhannya. Berbagai jenis kopi tumbuh ditanah ibu pertiwi ini yang konon katanya bahwa kopi khas Indonesia merupakan salah satu jenis kopi terbaik di Dunia. Maka tidak lah aneh jika ada banyak orang yang ingin menikmati kekayaan kopi asli Indonesia. Seperti yang telah tercatat pada sejarah dahulu, sampai para penjajah rela datang ke Indonesia hanya untuk mendapatkan rempah-rempah terbaik dan kopi adalah salah satunya.
Bahkan sebagian besar orang di dunia menikmati kopi dan kopi sendiri menjadi minuman paling disukai di dunia disusul dengan teh di posisi kedua. Sampai terkadang seseorang rela untuk menghabiskan waktu lama hanya untuk duduk dan menikmati secangkir kopi pahit ditemani dengan seribu rasa terkandung pada kopi tersebut. Kopi murni yang dikonsumsi tanpa gula maupun susu, mengandung antioksidan tinggi dan beberapa nutrisi yang bermanfaat bagi tubuh, seperti riboflavin (vitamin B2), asam pantotenat (vitamin B5), mangan, kalium, natrium, magnesium, dan niacin (vitamin B3). Sehingga baik untuk kesehatan asalkan diminum dengan batas wajar.
Namun pernahkah kamu membayangkan bagaimana proses Panjang yang terjadi agar kopi yang sering kita nikmati di atas secangkir gelas kaca itu bisa kita nikmati? Mungkin sebagian orang akan membayangkannya bahwa kopi tersebut harus ditanam, dirawat, hingga masuk kedalam proses panen agar bisa sampai pada gelas kaca tersebut. Padahal ada yang sering kita lupakan, yaitu sosok orang yang merawat dengan sepenuh hati agar kopi tersebut bisa sampai pada gelas kaca kita. Ya dialah Petani Kopi.
Sosok hebat dibalik nikmatnya secangkir kopi yang selalu kita nikmati di setiap harinya. Dengan kerja kerasnya lah dari mulai menanam, merawat, memanen sampai melakukan pemilihan kopi yang terbaik agar cita rasa kopi itu sampai pada kita. Namun siapa sangka ternyata masih banyak petani kopi yang belum bisa merasakan kesejahteraan dari hasil jerih payahnya. Mungkin kita hanya melihat bahwa banyaknya panen kopi setiap tahunnya yang bisa mencapai 353.9 ton pertahun, tetapi jumlah sebanyak itu belum bisa memberikan kesejahteraan pada para petani kopi, karena terkadang hasil jerih payah mereka tidak dihargai dengan jumlah yang sebanding dengan kerja keras mereka. Padahal kita tahu bahwa tanpa adanya sosok hebat dibalik semua kopi tersebut maka tidak akan pernah kita rasakan kenikmatan kopi di setiap tegukannya.
Semoga para petani kopi di Indonesia mendapatkan perhatian lebih dari semua kalangan bukan hanya dari pemerintah saja tetapi dari kita sendiri, dengan cara menghargai setiap kopi yang kita nikmati setiap harinya dan memberikan doa terbaik agar para petani kopi bisa mendapatkan kesejahteraan tersebut. Terimakasih para petani kopi jasamu akan selalu kami hargai.
Untuk lebih tau dan memperdalam ilmu tentang dunia kopi, kalian bisa mendapatkannya di bangku kuiliah yang membuka prodi yang berhubungan dengan dunia pertanian, khususnya kopi. Namun adakah kampus yang membuka prodi kopi ? Universitas Masoem adalah salah satu kampus yang membuka fakultas Pertanian dengan prodi Teknologi Pangan dan Agibisnis. Dengan memilih prodi tersebut, mahasiswa akan diberikan kebebasan untuk memilih 13 konsetrasi prodi yang terdiri dari kopi, susu, sirup, coklat, teh, makanan instan, kue kering, kembang gula, fermentasi, urban farming, suplier hortikultura, marketplace agribisnis & makanan tradisional Indonesia. Dengan membuat perencanaan bisnis dari salah satu pilihan konsterntrasi tersebut, mahasiswa akan mendapatkan tambahan nilai untuk skripsinya. Biaya kuliah sangat terjangkau dan fasilitas super lengkap membuat Universitas Masoem menjadi pilihan tepat untuk berkuliah.