Era 4.0 mendorong manusia untuk senantiasa bergumul terus menerus dengan teknologi informasi dan komunikasi. Teknologi menjadi aspek yang sangat penting dalam proses penyelesaian seluruh permasalahan yang dihadapi oleh manusia. Banyak sekali aspek yang mampu dikerjakan Dengan bantuan teknologi. Salah satunya adalah sektor pertanian. Sektor agribisnis tentunya merupakan wilayah paling penting untuk dikembangkan segala bentuk konsep serta teknis pengerjaannya. Hal ini berkaitan dengan semakin banyaknya tantangan yang akan dihadapi oleh sektor pertanian kedepannya seiring berkembangnya zaman.
Dinamika dunia pertanian akan banyak sekali menghadapi berbagai tantangan di abad ke 21. Tantangan dunia agribisnis di era 4.0, salah satunya adalah tuntutan untuk meningkatkan kuantitas makanan dan serat untuk memenuhi kebutuhan pangan masyarakat Indonesia yang dari tahun ke tahun semakin bertambah jumlahnya. Terjadinya fenomena degradasi dan penyempitan lahan, berkurangnya penyediaan tenaga kerja profesional yang berkualitas, serta pemanfaatan sumber daya alam yang semakin terbatas akibat kerusakan alam, menjadikan tantangan tersendiri bagi para profesional di bidang agribisnis.
Sekitar 10 miliar jiwa seluruh penduduk dunia pada abad ini diperkirakan membutuhkan bahan makanan 70% lebih banyak dibandingkan dengan makanan yang tersedia sekarang. Tentunya hal ini disebabkan oleh pesatnya percepatan pertumbuhan penduduk di dunia. Jika melihat fenomena demikian tentu harus ada metode pertanian yang memiliki efektivitas tinggi, agar mencapai target di atas.
Jika melihat kondisi sekarang, di mana jumlah penduduk semakin banyak dan angkanya tidak bisa ditekan, tentu sistem pertanian saat ini diharuskan menemukan cara paling efektif. Salah satunya yaitu, sistem pertanian harus menerapkan sebuah sistem produksi pangan yang tidak bergantung pada pemakaian lahan seluas-luasnya, pengairan serta pemupukan sebanyak mungkin, dan juga pembasmian hama dengan pestisida sebanyak mungkin, untuk menumpas seluruh hama.
Akan tetapi, sistem pertanian era sekarang haruslah mengusung konsep pertanian 4.0. Pertanian 4.0 adalah pertanian yang sistem pengerjaannya sudah melibatkan teknologi. Konsep pertanian 4.0 lebih terfokus kepada pengembangan inovasi pertanian seperti, modifikasi gen, 3D printing hasil makanan, cultured meat dan masih banyak lagi. Pertanian 4.0 sudah tidak bergantung lagi pada penggunaan lahan, air, pupuk, dan pestisida. Petani yang menerapkan konsep 4.0 akan menggunakan lebih sedikit lahan, air, pupuk, dan pestisida akan tetapi lebih berfokus pada peningkatan inovasi berbasis teknologi
Agriculture di era 4.0 membutuhkan banyak sekali inovasi serta integrase dari pelbagai multidisiplin ilmu. Tentunya untuk mendorong produktivitas serta kualitas produk. Dalam konsep pertanian berbasis teknologi, sedikitnya ada lima teknologi utama yang mampu menjadi pondasi dari segala bentuk implementasi Industri 4.0. Yaitu Internet of Things, Artificial Intelligence, Human-Machine Interface, teknologi robotic dan sensor, serta teknologi 3D Printing. Tujuan penerapan Agriculutre 4.0 adalah memastikan terjaminnya ketahanan pangan serta menurunkan serta menekan angka kelaparan di masa depan.
Dalam pelaksanaan agribisnis 4.0 tentu banyak sekali keuntungan yang bisa dimanfaatkan dalam menghadapi era teknologi informasi, beberapa diantaranya yaitu, terbentuknya daya saing yang berkesinambungan, industri halal, agrotourism, diversifikasi, dan masih banyak lagi. Akan tetapi, ada banyak sekali tantangan juga ancaman yang mesti dihadapi, seperti proyek megapolitan, penguasaan berbagai lahan produktif oleh investor asing, tenaga kerja asing, dan juga banjir arus informasi yang tak terbendung.
Jika menilik kondisi landscape pertanian dewasa ini serta beberapa peluang di masa yang akan datang, seharusnya mahasiswa agribisnis diharuskan mampu melihat peluang pengembangan teknologi untuk pertanian. Hal ini sangat penting untuk tercapainya misi dalam mendorong tujuan ketahan pangan dan pengentasan kelaparan di masa yang akan datang.