Fase ketika menjalani hari-hari sebagai mahasiswa mungkin penuh dengan suka dan duka. Sukanya kita bisa menemukan teman, suasana, dan ilmu baru. Adapun dukanya menjadi mahasiswa adalah ketika memasuki fase-fase akhir. Ketika kita mesti menuntaskan kewajiban akademik, yaitu menyusun skripsi.
Menjadi seorang mahasiswa, kita akan mengalami berbagai macam proses pembelajaran yang belum dirasakan di masa sekolah. Di mana proses pembelajaran itu tidak sepenuhnya menyenangkan, ada fase-fase yang membuat kita stress. Proses menyusun skripsi, dari ujian proposal, kegiatan penelitian, hingga penulisan tentu menguras banyak sekali tenaga, materi dan pikiran. Ada beberapa mahasiswa yang bisa menikmati proses yang dirasa muskil ini. Akan tetapi ada yang sampai stress dan mempengaruhi kondisi mental.
Namun tak perlu khawatir, pada artikel ini akan dijelaskan mengenai tips bagaimana mengatasi stress ketika mengerjakan skripsi. Diantaranya sebagai berikut:
1. Cari waktu yang membuat kita fokus ketika mengerjakan skripsi
Sebagian orang ada yang bisa fokus di setiap kondisi, kapanpun dan di manapun. Akan tetapi, beberapa orang juga mempunyai waktu tertentu agar bisa fokus mengerjakan seseutau. Begitupun dengan pengerjaan skripsi. Untuk tipe yang kedua terkadang fokus bisa teralihkan oleh kondisi di sekitar.
Jika yang terjadi adalah demikian, disarankan kita memilih waktu yang bisa membuat kita fokus untuk mengerjakan skripsi. Bisa di waktu pagi, siang, sore, atau malam. Tergantung waktu mana yang memiliki tingkatan fokus paling tinggi. Berada dalam waktu terfokus, tentu akan membuat kita lebih produktif dalam mengerjakan apapun. Sehingga, dengan mengerjakan di waktu terbaik, kita bisa menghindari stress akibat kesulitan fokus dalam mengerjakan skripsi.
2. Lakukan rutinitas seperti biasa
Rutinitas sehari-hari terkadang jadi terabaikan akibat terlalu fokus mengerjakan skripsi. Kita sering kali ingin cepat cepat menuntaskan skripsi, sehingga mengabaikan agenda lain. Namun hal ini tidak berbuah manis, akan tetapi malah membuat kita menjadi stress akibat dibebani target terus menerus.
Lakukanlah rutinitas seperti biasanya. Proporsional dalam membagi waktu, dan kerjakan skripsi dengan baik. Tetap bersosialisasi, melakukan hobi, dan ngopi sambil ngobrolll santai di sore hari.
3. Refreshing untuk melepaskan penat
Untuk sebagian mahasiswa yang dibebani target begitu berat dalam mengerjakan skripsi, waktu menjadi terasa sempit dan cepat sekali berlalu, dan skripsi masih stagnan di situ-situ saja. Bahkan masalah tidak berhenti sampai disitu. Penelitian terhambat akibat urusan perijinan sampai revisi bertubi-tubi dari dosen pembimbing membuat kita semakin stress pusing tujuh keliling.
Jika permasalahan ini menjadi sesuatu hal yang membebani, cobalah untuk sejenak rehat dari pengerjaan skripsi, dan keluarlah untuk jalan-jalan, nonton, olahraga, mendengar musik, atau berkumpul dengan teman-teman dan keluarga.
Dengan melakukan hal yang kita sukai dan tentunya tidak berbau skripsi, bisa membantu kita me-refresh pikiran agar bugar kembali ketika dihadapkan kembali dengan pengerjaan skripsi. Hadirnya tempat hangout, bioskop, sarana olahraga, destinasi wisata, dan masih banyak tempat refreshing lainnya, bisa menjadi pilihan untuk mengurangi stress akibat skripsi.
4. Buatlah Suasana penelitian skripsi yang menyenangkan
Saat melewati pengajuan proposal yang akhirnya disetujui dosen pembimbing, tahapan yang tidak kalah menyulitkan adalah penelitian skripsi. Tak jarang di fase ini banyak mahasiswa yang merasa putus asa dan tak lagi melanjutkan skripsinya. Padahal kalau mau lebih menyiasati, penelitian pun bisa dilakukan dengan menyenangkan.
Ketika fase pengajuan proposal sudah terlewati, dan akhirnya judul kita disetujui dosen pembimbing, tentunya setelah itu kita akan dihadapkan dengan fase paling menyulitkan, yaitu penelitian skripsi. Fase ini terkadang bisa membuat beberapa mahasiswa dilanda rasa putus asa dan berniat mengakhiri proses penelitiannya dengan tidak mengerjakan skripsi lagi. Realita ini memang begitu sulit, akan tetapi jika kita punya semangat lebih dan daya kreatif mumpuni, tentu kegiatan penelitian bisa disiasati menjadi sebuah agenda yang menyenangkan.
Untuk tim kualitatif, kita bisa mengagendakan wawancara di tempat terbuka, bisa itu cafe atau destinasi wisata yang memberikan kesan menyenangkan, dengan catatan informan memiliki waktu dan juga bersedia melakukan wawancara santai seperti itu. Dan untuk tim kuantitatif, sebarkan kuesioner kalian sambil melakukan hal yang kita senangi. Bisa dengan sambil jalan-jalan atau melakukan kunjungan ke tempat menarik