Tips Menghindari Palagiarisme saat Membuat Skripsi

Beranda / Berita / Tips Menghindari Palagiarisme saat Membuat Skripsi
3 November 2020
Tips Menghindari Palagiarisme saat Membuat Skripsi

Plagiat adalah suatu langkah dari seseorang mengambil karya orang lain dan mempublish nya seolah-olah hasil karyanya sendiri, baik itu sebahagian atau keseluruhan tanpa mencantumkan sumber dan kutipan yang ia peroleh dalam hasil karya ilmiah atau tulisan yang ia buat sendiri.

Ada beberapa jenis plagiarisme yang harus diketahui terlebih dahulu. Pertama adalah plagiarisme secara langsung, jenis ini sangat mungkin ditemukan apabila seseorang hanya melakukan copy-paste dari pekerjaan orang yang sudah tersedia sebelumnya tanpa mencantumkan sumber. Kedua, plagiarisme sebagian, artinya meskipun sudah melakukan parafrase namun masih terdapat beberapa kalimat yang identik dengan sumber aslinya dan tidak mencantumkan sitasi.

Dalam penulisan karya ilmiah tentu tidak terlepas dari kutipan ide, gagasan, dan/atau teori orang lain yang telah terlebih dulu dipublikasin untuk mendudukung pendapat yang kita bangun dalam sebuah tulisan. Kutipan tersebut tidak dapat serta merta dilakukan sesuka hati, terdapat etika dan pedoman dalam mencantumkan ide, gagasan, dan/atau teori orang lain dalam sebuah tulisan ilmiah yang kita susun. Hal tersebut perlu dilakukan untuk menghindari kecurangan akademis dalam bentuk plagiarisme yang sering terjadi.

1. Sertakan sitasi

Ketika seseorang menggunakan gagasan, informasi, pun opini yang bukan buah pikir sendiri, sitasi adalah sebuah keharusan. Hal tersebut juga berlaku meskipun penulis tidak menggunakan kata-kata yang sama persis. Penyertaan sitasi di sini artinya penulis harus memberikan keterangan dari mana informasi yang dituliskan didapat.

Sumber tersebut tidak hanya untuk buku, jurnal, skripsi, atau rekaman audio/visual, namun juga sitasi untuk gagasan dari internet juga harus dicantumkan. Penulisan sitasi juga penting untuk dilakukan ketika penulis merasa ragu dengan keakuratan informasi yang disajikan. Sitasi dapat berupa body note maupun foot note.

2. Catat berbagai sumber daftar pustaka sejak awal

Daftar pustaka adalah salah satu kewajiban yang tidak boleh dilupakan ketika menulis karya tulis. Sayangnya, masih ada yang baru mendata ulang daftar pustaka setelah tulisan selesai. Hal seperti itu tidak salah, namun sangat berpotensi untuk melewatkan satu, dua, atau beberapa sumber sekaligus. Dalam artian, sitasinya telah tercantum di body note atau foot note namun luput dalam daftar pustaka. Dengan mendata apa saja sumber yang dipakai sejak awal, kesalahan bisa diminimalisir, pun akan sangat membantu dalam penyusunan daftar pustaka.

3. Lakukan parafrase

Tulisan yang hanya menggunakan kutipan langsung lebih berpotensi dianggap melakukan plagiarisme. Cara menyikapinya adalah dengan melakukan parafrase–menggunakan susunan kalimat sendiri–dari sumber asli dengan tetap mencantumkan sitasi. Parafrase juga lebih mudah untuk dilakukan sebab formatnya tidak serumit jika menggunakan cara pengutipan langsung.

4. Lakukan interpretasi

Untuk memperkuat gagasan yang disampaikan, terkadang ada pendapat yang harus dijadikan bahan pembanding atau dipinjam. Dalam hal ini, bisa jadi analisisnya terlalu rumit maupun butuh interpretasi tambahan. Interpretasi dilakukan seperlunya.

5. Gunakan aplikasi antiplagiarisme

Terakhir, apabila penulis masih merasa khawatir dengan hasil akhir karya tulisnya, aplikasi antiplagiarisme dapat dicoba. Dengan aplikasi antiplagiarisme, tulisan yang dihasilkan bisa dibandingkan dengan tulisan-tulisan yang sudah terbit sebelumnya. Aplikasi akan menunjukkan berapa persen tingkat kemiripan yang ditemukan.

Kelima tips di atas mungkin bisa menjadi bahan rujukan untuk terhindar dari plagiarism.

#Hastag
Berita Lainnya
Copyright © 2025 Masoem University