Hadirnya Program Studi Bimbingan dan Konseling (PSBK) Universitas Ma'soem diharapkan memberikan manfaat bagi masyarakat dalam hal memberikan akses pendidikan khususnya untuk masyarakat di wilayah Jawa Barat maupun Nasional. Berdasarkan data Kemristekdikti sampai tahun 2018 ini belum ada Perguruan Tinggi yang telah menyelenggarakan Departemen S1 Bimbingan dan Konseling di wilayah Kabupaten Sumedang. Melalui hadirnya PSBK di Universitas Ma’soem diproyeksikan dapat mengoptimalkan pembangunan SDM yang berkualitas dan berdaya saing khususnya untuk masyarakat Jawa Barat.
Hal ini sangat penting karena salah satu peran sentral pendidikan adalah menghasilkan kualitas sumber daya manusia (SDM) yang unggul dan kompeten berkarakter cageur, bageur, dan pinter. Upaya ini hanya akan dapat diperoleh jika penyelenggaraan pendidikan di sekolah-sekolah dapat berlangsung secara optimal. Oleh karena itu sekolah sebagai lingkungan pendidikan formal seharusnya dikemas tidak hanya pada program manajemen dan supervisi serta pembelajaran bidang studi melainkan juga harus terdapat program bimbingan dan konseling.
Sesuai Dirjen PMPTK-Depdiknas (2007), bimbingan dan konseling sebagai bagian integral dalam keseluruhan praksis pendidikan pada setting persekolahan menyelenggarakan pelayanan-pelayanan bimbingan dan konseling yang dikelompokkan ke dalam empat komponen, yaitu (1) komponen pelayanan dasar, (2)komponen pelayanan responsif, (3) komponen pelayanan perencanaan individual, dan (4) komponen pelayanan dukungan sistem. Adanya bimbingan dan konseling di sekolah maka dapat mendukung implementasi pendidikan karakter pada sistem pendidikan di sekolah melalui pelayanan bimbingan dan konseling yang diberikan kepada para siswa/peserta didik sebagai konselor. Sehingga dengan adanya bimbingan dan konseling dengan sumber daya manusia sebagai konselor yang berkualitas di Sekolah diharapkan dapat mengoptimalkan perkembangan potensi peserta didik yang memiliki karakter sehingga dapat meningkatkan daya saing baik regional, nasional maupun internasional.
Tersedianya sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas khususnya dalam bidang Bimbingan Konseling merupakan salah satu faktor keberhasilan pembangunan di Jawa Barat sebagai upaya membangun daerah yang berdaya saing. Berdasarkan data BPS Jawa Barat (2018) menunjukkan jumlah penduduk usia sekolah di Jawa Barat pada tahun 2018 mencapai 4.312.300 untuk umur 5-9 tahun, 4.144.300 untuk umur 10-14 tahun, 4.132.100 untuk umur 15-19 tahun, dan 4.123.200 untuk umur 20-24 tahun. Jumlah penduduk tersebut merupakan sumber daya yang potensial untuk dapat dimanfaatkan dalam pembangunan SDM yang berkualitas di Jawa Barat.
Selain itu kebutuhan masyarakat akan SDM yang berkualitas dibidang Bimbingan dan Konseling juga ditunjukkan berdasarkan data sekolah yang ada, berdasarkan data Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat tahun 2018, terdapat 3.600 sekolah jenjang SMA/SMK/MA, 4.867 sekolah jenjang SMP/MTs, dan apabila merujuk pada Permendikbud nomor 111 Tahun 2014 yang mengharuskan jenjang sekolah dasar pun ada guru BK, di mana jumlah sekolah dasar di Jawa Barat sebanyak 23.711 dapat dipastikan kebutuhan guru BK sangat tinggi untuk memenuhi masing-masing sekolah tersebut.
Hal ini sangat penting karena melalui program Bimbingan dan Konseling dengan berbagai kegiatan yang didalamnya mendukung potensi siswa memberikan kesempatan pada siswa untuk mengembangkan dirinya sesuai dengan kemampuan dirinya. Adapun lebih jelasnya, posisi Bimbingan dan Konseling juga diperkuat sebagai salah satu wadah dalam pembentukan karakter dalam sudut pandang teori sistem ekologis dari Bronfenbrenner (2005) sebagai salah satu aspek yang mempengaruhi interaksi individu dalam proses kehidupannya.