Kualitas SDM Ramadhan

Beranda / Berita / Kualitas SDM Ramadhan
9 April 2021
Kualitas SDM Ramadhan

Kualitas sumber daya manusia tidak terlepas dari aspek yang dimiliki oleh manusia itu sendiri, manusia mempunyai dua aspek yaitu aspek jasmani dan aspek rohani. Sehingga kualitas sumber daya manusia berarti juga kualitas jasmani dan rohani, dari segi jasmaninya bahwa kualitas sumber daya manusia adalah manusia yang memiliki jasmani yang sehat. Sedangkan dari aspek rohaninya, beriman dan bertakwa kepada Allah Swt, dan berakhlak mulia.

Menurut ajaran Islam orang yang dipandang paling berkualitas adalah orang yang bertaqwa, kualitasnya bisa terukur jika tidak memiliki penyakit hati seperti menganggap rendah orang lain (takabbur), merasa dirinya adalah yang terbaik ('ujub), riya, pelit (bakhil), hasud. Tidak memiliki penyakit lisan seperti berdusta, berkata kotor, menipu, mengejek, menghina, menggunjing, bersilat lidah, bertengkar, berdebat secara berlebihan, dan tidak memiliki penyakit kecerdasan akal adalah percaya diri berlebihan sehingga suka meremehkan, kesombongan intelektual yang menghilangkan akhlaq al-karimah, merasa superior dan berkualitas padahal lemah dan tidak mempunyai apa-apa, dan lain sebagainya.

Marhaban Ya Ramadhan

Melalui ibadah puasa ramadhan, dengan begitu indah dan strategisnya cara Islam meningkatkan kualitas SDM. Tidak berbayar dan bisa diikuti oleh siapapun orang yang beriman, tujuannya agar meraih derajat taqwa orang dilatih selama sebulan penuh untuk menahan diri yaitu menjauh dari keinginan memenuhi hawa nafsu. Orang yang berpuasa tidak saja mencegah makan minum sejak terbit fajar hingga terbenam matahari, serta hal lain yang membatalkan puasa, tetapi juga menjaga diri tidak melakukan berbagai hal yang mendatangkan dosa. 

Jika direnungkan secara mendalam, ramadhan memiliki konsep yang luar biasa dalam meningkatkan kualitas manusia. Itulah sebabnya bulan puasa juga disebut sebagai syarut tarbiyah, baik tarbiyah jasadiyah, tarbiyah qolbiyah, dan tarbiyah fikriyah. Harapannya, selepas mengikuti pendidikan, seluruh peserta didik yang terdiri dari orang-orang bertakwa yang menjalankan puasa, mampu membawa nilai-nilai kebaikan selama mengikuti proses pendidikan setelah bulan suci ramadan.

Level Kualitas SDM

Satu fakta yang luar biasa, betapa ramadhan adalah bulan yang sangat istimewa. Sehingga umat muslimin tidak akan menjadikannya kesempatan yang sia-sia, persiapan menanti datangnya bulan istimewa dipersiapkan dengan penuh kebahagian. Dulu para sahabat selama enam bulan sebelum datang ramadan, mereka berdoa agar Allah mempertemukan mereka dengan bulan ramadan. Kemudian, selama enam bulan sesudah ramadan, mereka berdoa agar Allah menerima amal mereka selama bulan ramadan. Sebagaimana doa yang diriwayatkan oleh Yahya bin Abi Katsir seorang ulama tabi’in, bahwa sebagian sahabat ketika mendekati datangnya Ramadan mereka berdoa: “Ya Allah, antarkanlah aku hingga sampai ramadan, dan antarkanlah ramadan kepadaku, dan terimalah amal-amalku di bulan ramadan” (Lathaif Al-Ma’arif, hlm. 264).

Berkaitan dengan peningkatan kualitas SDM, terdapat banyak nilai-nilai yang bisa digali dalam pelaksanaan ibadah puasa. Misal; Pertama, Puasa menjadi sarana mensucikan hati dan jiwa agar taat kepada perintah-Nya, sekaligus mengobati dan menjadi terapi kesehatan manusia. Ramadhan merupakan bulan pendidikan rohani yang melatih keuletan, kejujuran, kesabaran serta menjadi pakem menahan gejolak nafsu yang mendorong hamba melakukan dosa dan kesalahan.

 Kedua, puasa mengajari kita untuk peduli akan sesama (sense of responsibility). Ibadah puasa merupakan ibadah yang memiliki nilai sosial paling tinggi, tidak ada ibadah yang memiliki nilai sosial melebihi ibadah puasa. Hanya dengan mengalami dan merasakan langsung jiwa sosial dan kepekaan kita terhadap sesama akan muncul dan terasah, puasa mengajari kita untuk saling berbagi dan memberi kepada saudara yang kekurangan. 

Ketiga, puasa melatih kita untuk mempererat dan memperkokoh senasib, mencintai, dan menyayangi sesama muslim lainnya. Maka perilakunya menjadi lebih terpuji dan dijauhkan dari sifat meng-underestimate orang lain, cenderung bersifat toleran, peduli dan rekonsiliatif yang lebih mengutamakan hidup dalam kebersamaan. Dan Keempat, menguatkan aspek mental. Ramadan memotivasi kita untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas ibadah, dan membersihkan dosa dan kesalahan, sehingga menghasilkan kualitas mental dan diri yang lebih baik. Dengan pelipatan pahala terhadap ibadah sunnah dan wajib dan terbukanya ampunan dari Allah SWT, membuat umat Islam semakin lebih giat daripada amaliah yang sama di luar ramadan. Harapannya adalah meningkat taqwanya dan terus terjaga ketaqwaannya dengan kualitas yang lebih baik di masa-masa mendatang. 

Tidak ditampikan setelah bulan ramadan berlalu, orang akan terbagi menjadi beberapa bagian, namun secara garis besarnya mereka terbagi dua kelompok. Kelompok yang pertama yaitu orang yang pada bulan ramadan tampak sungguh-sungguh dalam ketaatan namun itu semua hanya berlalu begitu saja bersama habisnya bulan ramadan dan setelah itu ia kembali lagi bermalas-malasan, kembali mendatangi maksiat seolah-olah ia baru saja dipenjara dengan berbagai macam ketaatan lalu kembali terjerumus dalam syahwat dan kelalaian juga mengulangi perbuatan-perbuatan maksiatnya di masa lalu. 

Kelompok yang kedua yaitu orang yang bersedih ketika berpisah dengan bulan ramadan mereka rasakan nikmatnya kasih dan penjagaan Allah, mereka lalui dengan penuh kesabaran, mereka sadari hakekat keadaan dirinya, betapa lemah, betapa hinanya mereka di hadapan Yang Maha Kuasa, mereka berpuasa dengan sebenar-benarnya, mereka shalat dengan sungguh-sungguh. Perpisahan dengan bulan Ramadan membuat mereka sedih, bahkan tak jarang di antara mereka yang meneteskan air mata.

Jelaslah jika makna ramadhan bagi peningkatan kualitas SDM adalah tumbuhnya kesadaran yang akan terus memelihara interaksinya dengan Allah Ta’ala dengan mengaplikasikan nilai-nilai kebajikan meskipun ia telah tamat dari Madrasah Ramadaniyah. Ia sangat yakin bahwa esensi ketakwaan seharusnya dapat tetap disemai dan ditumbuh suburkan pada hari-hari selanjutnya pasca ramadan sepanjang hidup. 

Kualitas SDM dapat terlihat pada sosok yang tetap istiqomah berusaha untuk shaleh terhadap dirinya dan kepada sesama, bahkan kepada makhluk yang lain, meskipun tidak diiming-imingi dengan ganjaran pahala yang belipat ganda seperti dalam ramadan. Makna La'allakum tattaquun, di sini sengaja menggunakan kata fiil mudzari, yang menunjukkan sifat yang aktif dalam bertaqwa. 

Semakin jelas bahwa kehadiran ramadan menjadi kebutuhan kita untuk meng-upgrade iman dan taqwa sehingga kita benar-benar menjadi khaira ummah, menjadi semakin kuat dan tebal iman, semakin meningkat taqwanya yang akhirnya kita dapat mendekati bangunan yang ideal yakni menjadi insan kamil. 

Yakin saja ketika ritual-ritual ramadhan dilaksanakan atas dasar iman dan penuh kesadaran ikhlas semata karena Allah swt dan sesuai petunjuk rasulullah saw akan memberikan sentuhan dan energi transformatif yang segnifikan terhadap setiap mukmin sebagai proses peningkatan kualitas SDM atau yang lebih sempurna sebagai upaya mengantarkan manusia agar meraih derajat tertinggi, yaitu taqwa. Wallahu a’lam.  

 

#Hastag
Berita Lainnya
Copyright © 2025 Masoem University