Nilai Kejuangan Haji Ma’soem

Beranda / Berita / Nilai Kejuangan Haji Ma’soem
17 Februari 2021
Nilai Kejuangan Haji Ma’soem

Bermodalkan semangat yang dilandasi nilai-nilai Islam, dari situlah Ma’soem mengawali usahanya. Tidak semudah membalikkan telapak tangan, karena begitu banyak tantangan yang harus dihadapi. Sejumlah kegagalan merupakan bagian dari perjalanan usahanya. Namun ia terus melangkah. Di balik kegagalan terdapat hikmah yang memperkuat sikap tawakal.

Dalam rentang waktu puluhan tahun, akhirnya Ma’soem berhasil membangun jaringan usaha. Pada awalnya, ia berjualan barang kerajinan. Setelah dilakoninya beberapa saat, ternyata tidak menjajikan. Kemudian Ma’soem mencoba ke bisnis minyak tanah, dengan cara mengambil barang dari pengecer lain. Omsetnya tidak besar, per hari ia hanya dijatah 20 liter. Pada bisnis inilah Ma’soem menemukan jalan yang mengantarnya ke gerbang kesuksesan.

Tentu saja, semua itu bukan semata-mata hasil jerih payah sendiri, melainkan banyak pihak yang ikut memberikan dorongan dan dukungan, khususnya dari lingkungan keluarga sendiri. Dan tentu saja, pada hakikatnya karena kemudahan yang Allah turunkan.

Ma’soem tidak hanya memikirkan dirinya sendiri. Ia ikut memperhatikan kondisi lingkungannya, di antaranya yang terkait dengan dunia pendidikan. Atas dorongan putra sulungnya, Nanang Iskandar, akhirnya dibangun kampus pendidikan, mulai dari TK hingga perguruan tinggi, yang secara resmi dikelola oleh Yayasan Pendidikan Al Ma’soem (YPAM)—kini berganti nama menjadi Yayasan Al Ma’soem Bandung (YAB).  

Program pendidikan yang dilaksanakan di lingkungan YAB tidak hanya mengacu pada kurikulum nasional, melainkan diperkaya dengan nilai-nilai kejuangan, sebagai nilai plus terhadap wawasan pengetahuan yang dimiliki para lulusannya. Karena itum, diharapkan akan memperlancar kiprah mereka pada saat terjun ke dalam kehidupan masyarakat.

Cukup banyak prestasi yang sudah diraih, baik secara kelembagaan maupun yang berupa keberhasilan peserta didiknya. Semua itu tercapai karena ada kesungguhan dari semua pihak yang terlibat dalam proses pendidikan, mulai dari pengurus yayasan, tenaga pendidik, hingga tenaga kependidikan lainnya.

Pada perkembangan selanjutnya, jenjang pendidikan di lingkungan Al Ma’soem ditambah lagi, yaitu dengan dibukanya perguruan tinggi, yang hingga saat ini sudah berbentuk universitas.

Bahwa untuk mengkader calon profesional, program pendidikan di perguruan tinggi mesti ditunjang oleh sejumlah pengalaman empirik yang disampaikan kepada para peserta didik. Untuk keperluan itu, pendidikan yang diselenggarakan Yayasan Al Ma’soem sudah memilikinya. Banyak pengalaman yang dapat ditimba dari para pelaku langsung di bidang wira usaha.

Bermodalkan semangat yang dilandasi nilai-nilai Islam, dari situlah Ma’soem mengawali usahanya. Tidak semudah membalikkan telapak tangan, karena begitu banyak tantangan yang harus dihadapi. Sejumlah kegagalan merupakan bagian dari perjalanan usahanya. Namun ia terus melangkah. Di balik kegagalan terdapat hikmah yang memperkuat sikap tawakal.

Dalam rentang waktu puluhan tahun, akhirnya Ma’soem berhasil membangun jaringan usaha. Pada awalnya, ia berjualan barang kerajinan. Setelah dilakoninya beberapa saat, ternyata tidak menjajikan. Kemudian Ma’soem mencoba ke bisnis minyak tanah, dengan cara mengambil barang dari pengecer lain. Omsetnya tidak besar, per hari ia hanya dijatah 20 liter. Pada bisnis inilah Ma’soem menemukan jalan yang mengantarnya ke gerbang kesuksesan.

Tentu saja, semua itu bukan semata-mata hasil jerih payah sendiri, melainkan banyak pihak yang ikut memberikan dorongan dan dukungan, khususnya dari lingkungan keluarga sendiri. Dan tentu saja, pada hakikatnya karena kemudahan yang Allah turunkan.

Ma’soem tidak hanya memikirkan dirinya sendiri. Ia ikut memperhatikan kondisi lingkungannya, di antaranya yang terkait dengan dunia pendidikan. Atas dorongan putra sulungnya, Nanang Iskandar, akhirnya dibangun kampus pendidikan, mulai dari TK hingga perguruan tinggi, yang secara resmi dikelola oleh Yayasan Pendidikan Al Ma’soem (YPAM)—kini berganti nama menjadi Yayasan Al Ma’soem Bandung (YAB).  

Program pendidikan yang dilaksanakan di lingkungan YAB tidak hanya mengacu pada kurikulum nasional, melainkan diperkaya dengan nilai-nilai kejuangan, sebagai nilai plus terhadap wawasan pengetahuan yang dimiliki para lulusannya. Karena itum, diharapkan akan memperlancar kiprah mereka pada saat terjun ke dalam kehidupan masyarakat.

Cukup banyak prestasi yang sudah diraih, baik secara kelembagaan maupun yang berupa keberhasilan peserta didiknya. Semua itu tercapai karena ada kesungguhan dari semua pihak yang terlibat dalam proses pendidikan, mulai dari pengurus yayasan, tenaga pendidik, hingga tenaga kependidikan lainnya.

Pada perkembangan selanjutnya, jenjang pendidikan di lingkungan Al Ma’soem ditambah lagi, yaitu dengan dibukanya perguruan tinggi, yang hingga saat ini sudah berbentuk universitas.

Bahwa untuk mengkader calon profesional, program pendidikan di perguruan tinggi mesti ditunjang oleh sejumlah pengalaman empirik yang disampaikan kepada para peserta didik. Untuk keperluan itu, pendidikan yang diselenggarakan Yayasan Al Ma’soem sudah memilikinya. Banyak pengalaman yang dapat ditimba dari para pelaku langsung di bidang wira usaha.

#Hastag
Berita Lainnya
Copyright © 2025 Masoem University