Nilai-nilai Islamic Spiritual Entrepreneurship Menurut Beberapa Ahli

Beranda / Berita / Nilai-nilai Islamic Spiritual Entrepreneurship Menurut Beberapa Ahli
22 Desember 2022
Nilai-nilai Islamic Spiritual Entrepreneurship Menurut Beberapa Ahli

Menurut Veithzal dalam buku Islamic Business and Economic Ethics menjelaskan nilai-nilai Islamic Spiritual Entrepreneurship yang harus diteladani oleh semua manusia (pelaku bisnis atau pelaku perdagangan) dari Rasulullah saw ada empat sifat yaitu:

  • Siddiq, berarti jujur dan benar. Prinsip ini harus melandasi seluruh perilaku ekonomi manusia, baik produksi, distribusi maupun konsumsi. Pada zamannya, Rasul menjadi pelopor perdagangan berdasarkan prinsip kejujuran transaksi bisnis yang sehat, se hingga beliau diberi gelar al-amin.
  • Amanah, berarti dapat dipercaya, profesional, kedibilitas dan bertanggung jawab. Sifat amanah merupakan karakter utama seorang pelaku ekonomi syari‟ah dan semua umat manusia. Sifat amanah menduduki posisi yang paling penting dalam ekonomi dan bisnis.  Tanpa adanya amanah, perjalanan dan kehidupan ekonomi dan bisnis pasti akan mengalami kegagalan dan kehancuran.
  • Tabligh, adalah komunikatif dan transparan, seorang pedagang harus memiliki kemampuan komunikasi yang handal dalam berdagang.
  • Fathonah, berarti kecerdasan dan intelektualitas.. Fathanah mengharuskan kegiatan perdagangan dan bisnis didasarkan dengan ilmu, skills, jujur, benar, kredibel dan bertanggung jawab dalam berdagang dan berbisnis.

Sedangkan menurut Najamuddin dalam buku Cara Dagang Ala Rasulullah Untuk Para Entrepreneur bahwa selain nilai-nilai sukses berdagang ala Rasulullah Saw selain fathonah, siddiq, amanah dan tabligh, diantaranya:

A). Menjadikan kerja sebagai ibadah. Rasulullah Saw telah menjadi teladan bersama. Beliau menjadikan pekerjaan sebagai bentuk ibadah. Sejarah telah membuktikan bahwa meletakkan kerja sebagai bentuk ibadah justru menjadikan usaha kian berhasil, sebagaimana Rasulullah Saw menjadikan aktivitas perdagangan sebagai bentuk ibadah. Rasulullah Saw bekerja tak hanya mengedepankan upah dan keuntungan finansial. Beliau menjadikan semua aktivitas pekerjaan sebagai bentuk ibadah diri kepada Allah Swt. Bekerja yang mengedepankan ibadah tentu tidak akan keluar dari perilaku tidak sopan dan dilarang, seperti membohongi orang lain, melakukan kecurangan, atau bahkan berani meninggalkan kewajiban yang telah ditetapkan oleh Allah Swt. Seperti sholat, puasa dan kewajiban-kewajiban lainnya. Bekerja itu bernilai dengan tujua melaksanakan         kewajiban sebagai ummat islam. Allah SWT berfirman:”Apabila telah ditunaikan shalat, Maka bertebaranlah kamu di muka bumi dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung (QS. Al-Jumu‟ah: 10)

B). Mengedepankan kejujuran. Salah satu modal utama Rasulullah Saw dalam melakukan proses dagang adalah kejujuran. Beliau selalu mengedepankan kejujuran dalam setiap proses berdagang. Kejujuran bagi beliau seakan sudah menjadi bagian dari kewajiban dalam setiap menjalani proses transaksi perdagangan. Kejujuran lebih dikedepankan dibanding dengan meraup keuntungan yang banyak, tetapi dengan cara yang tidak jujur. Kejujuran menjadi pondasi utama beliau dalam berdagang.

C).  Pandai Bersyukur. Syukur adalah berterima kasih terhadap semua nikmat Allah Swt yang telah diberikan kepada umatnya. Syukur melibatkan hati, pikiran dan perasaan untuk selalu merasa berterima kasih terhadap apapun yang selama ini di dapatkan. Orang yang pandai bersyukur juga akan menggunakan sesuatu yang diberikan oleh Allah Swt secara tepat dan benar, termasuk dalam konteks harta. Tak heran apabila Allah Swt senantiasa menambah nikmat bagi yang pandai bersyukur.

Menurut nilai-nilai agama dalam spiritual entrepreneurship di atas seorang wirausahawan atau pedagang muslim hendaknya memiliki nilai-nilai spiritual seperti pandai bersyukur, kejujuran dll. Sebagai penunjang keberhasilan pedagang dalam berdagangnya serta keberhasilan berdagang menurut tuntunan syari‟at islam.

Sedangkan menurut Sadu dalam Rohmat ciri-ciri etos kerja seorang wirausaha, diantaranya:

  • Berorientasi ke masa depan bukan hanya ke masa lalu.
  • Berani mengambil resiko dengan penuh perhitungan.
  • Berani bertanggung jawab terhadap keputusan yang telah diambil, tanpa berupaya melimpahkan kesalahan pada pihak lain.
  • Memegang teguh janji.
  • Penuh daya kreativitas dan inovasi.
  • Cenderung berfikir positif.
  • Sangat menghargai waktu.
#Hastag
Berita Lainnya
Copyright © 2025 Masoem University