Deksripsi: Ilmu yang mempelajari kehidupan tanda-tanda dalam masyarakat dikategorikan menjadi bagian dari psikologi sosial dan psikologi umum; para ahli menyebutnya semiologi (dari bahasa Yunani 'tanda' semeion). Semiologi akan menunjukkan apa yang disebut dengan tanda, hukum apa yang mengaturnya. Linguistik hanyalah bagian dari ilmu umum semiologi; hukum-hukum yang ditemukan oleh semiologi akan dapat diterapkan pada linguistik, dan yang terakhir akan membatasi area yang terdefinisi dengan baik dalam kumpulan fakta antropologis.
===
Hubungan antara arti dan bentuk bersifat alamiah dan hubungan antara bentuk dan ekspresi arbitrar (arbitrary). Bahasa terbentuk dalam konteks dan pemakaian bahasa merupakan semiotik, yang terjadi dari semiotik bahasa dan semiotik konteks pemakaian bahasa, yang disebut konteks sosial. Efektivitas komunikasi ditentukan oleh kemampuan kita dalam mengorganisasikan tanda bahasa dan kemampuan memahami tanda bahasa. Untuk memahami hakikat tanda bahasa, diuraikan usur tanda bahasa, yang mencakup tanda antau simbol, gagasan atau konsep, dan acuan. Di samping itu, juga diuraikan hubungan tanda bahasa dan maknanya.
Studi tentang bahasa visual, yang mengacu pada semiotika, memberikan pemahaman tentang cara-cara di mana elemen visual dan verbal digabungkan untuk menghasilkan makna dan efek tertentu. Ini melibatkan interpretasi konvensi dramatis, tanda, simbol dan elemen simbolis bahasa visual.
Dengan kata lain, semiotika memperluas konsep bahasa untuk memasukkan tidak hanya kata-kata tetapi banyak sistem komunikasi. Konsep ini dapat melibatkan berbagai cara berkomunikasi - penglihatan, suara, bau, rasa, dan sentuhan - dan dapat mencakup semua konteks, termasuk pakaian, politik, makan, atau perumahan. Semiotika adalah bidang penyelidikan yang luas yang mencakup cara kita membuat dan menafsirkan pola dalam semua aspek perilaku sosial dan budaya. Ini jelas merupakan area yang terlalu besar untuk diselidiki dalam kurikulum di mana "bahasa" yang akan dieksplorasi dibatasi pada tiga untaian bahasa lisan, tulisan, dan visual. Istilah "semiotika" diperkenalkan di sini, karena ini adalah konsep yang sangat berguna ketika melihat bahasa visual.
Gagasan tentang tanda sangat berguna untuk bahasa visual. Contoh rambu yang jelas selain kata-kata adalah rambu jalan, rambu di bandara, atau rambu di dasbor mobil. Ini semua dapat dipahami oleh orang-orang yang tidak berbagi bahasa yang sama tetapi yang memiliki pemahaman yang sama tentang apa arti tanda atau penanda visual ini.
Foto menggambarkan realitas yang sebenarnya diwakilinya. Dalam bahasa, onomatopoeia merupakan representasi ikonik, seperti kucing mengeong, harimau mengaum, dan langit gemuruh. Realisasi indeksikal menyatakan bahwa hanya sebahagian saja sifat atau hakiki realitas atau arti terwakili dalam ekspresi. Sebagai contoh, peta (realisasi daerah), tanda silang atau salib (Kristen), bulan sabit dan bintang (Islam), garpu dan sendok (restoran atau rumah makan), palang (larangan masuk) adalah realisasi indeksikal. Dalam bahasa, akronim atau singkatan merupakan realisasi arti atau realitas secara indesksikal, seperti RI (Republik Indonesia), hansip (pertahanan sipil), dan Unimed (Universitas Negeri Medan). Realisasi simbolik tidak menunjukkan sifat atau hakiki arti atau rujukan. Keadaan seperti ini, disebut juga arbitrar. Misalnya kata rumah, buku, baju, meja merupakan realisasi simbolik atau arbitrar. Sebahagian besar aspek bahasa merupakan realisasi semiotik simbolik.