Indonesia cukup dikenal dengan negara yang memiliki sumber daya alam yang berlimpah ruah. Hasil pertaniannya pun terbilang cukup tinggi di berbagai daerah, berkat tanah yang subur dan iklim yang mendukung. Namun apa jadinya bila hasil pertanian tinggi tetapi tidak mampu memberikan penghasilan yang layak? Maka dari itu topik Agroindustri dapat menjadi jawaban dari persoalan ini, dan sebaiknya juga dipelajari oleh berbagai kalangan bagi yang menekuni bidang Agribisnis.
Kata Agroindustri berasal dari dua kata, yaitu agricurtural dan industry. Keduanya bila diartikan adalah sebagai suatu industri yang menggunakan hasil pertanian sebagai bahan baku utamanya. Lingkup agroindustri tidak terlepas dari proses hulu hingga hilir, meliputi industri pengolahan hasil pertanian, industri yang memproduksi peralatan dan mesin pertanian, industri input pertanian (pupuk, pestisida, herbisida dan lain-lain) dan industri jasa sektor pertanian. Nantinya produk yang dihasilkan adalah produk akhir yang siap dikonsumsi atau dapat sebagai produk bahan baku industri lainnya.
Konsep agroindustri sendiri dianggap sebagai tantangan kompleks dalam industri pertanian, karena alurnya yang cukup panjang mulai dari produksi bahan baku hingga penjualan ke konsumen. Selain itu masing-masing bidang di dalamnya saling ketergantungan atau saling berhubungan satu sama lain. Artinya, dibutuhkan pengembangan agroindustri yang tidak hanya berjalan efektif dan efisien, melainkan juga bersinergi dengan baik.
Penerapan agroindustri bergantung dengan kondisi yang dihadapi oleh setiap pelaku industri. Namun secara umum, beberapa masalah yang dihadapi dalam pengembangan agroindustri diantaranya:
Dibalik permasalahan yang dihadapi, pengembangan agroindustri terbilang mampu memberikan dampak yang lebih besar dibandingkan dengan industri lainnya. Istilah ini disebut sebagai efek multiplier yang artinya pengaruh yang meluas hingga mampu mempengaruhi peningkatan pendapatan dan konsumsi. Beberapa efek multiplier yang timbul dari pengembangan agroindustri adalah sebagai berikut:
Di Indonesia sendiri, penerapa agroindustri memiliki sejarahnya tersendiri dimana mampu bertahan di tengah krisis ekonomi sebelum tahun era 1997 silam. Agroindustri terbukti mampu bertahan melewati masa-masa sulit dan sekaligus memberikan kontribusif yang positif terhadap perekonomian nasional.
Dalam buku “Agroindustri di Indonesia” yang ditulis oleh Badar (2013), beberapa kelompok agroindustri yang tetap mengalami pertumbuhan di masa krisis antara lain pengelolaan kelapa sawit, pengolahan ubi kayu dan industri pengolahan ikan. Lalu kelompok yang tetap bertahan di tengah krisis yaitu industri mie, pengolahan susu dan industri tembakau. Sedangkan kelompok yang mengalami penurunan adalah industri pakan ternak dan minuman ringan.
Itulah sepintas konsep agroindustri dalam bidang agribisnis yang penting untuk dipelajari. Momen menjadi penopang perekonomian nasional era krisis ekonomi akhir abad 20 ini menjadi bukti ketangguhan industri bidang pertanian yang sebaiknya terus dikembangkan. Tertarik lebih lanjut tentang agroindustri dan penerapannya? Mari bergabung menjadi mahasiswa jurusan Agribisnis S1 di Ma’soem University!
Dalam jurusan Agribisnis, kalian akan diajarkan 2 ilmu bidang sekaligus, yaitu ilmu pertanian dan ilmu bisnis yang saling bersinggungan. Peluang lulusan jurusan ini cukup luas, disamping karena Indonesia memiliki lahan pertanian yang cukup besar, juga implementasi bisnis di era digital yang memunculkan beragam perusahaan startup (rintisan) yang siap mencari sumber daya manusia mumpuni. Kami yakin kualitas kuliah yang mumpuni pantas didapatkan oleh semua orang tanpa perlu mengeluarkan biaya yang tinggi, jadi kami menerapkan uang kuliah yang ekonomis serta beragam beasiswa yang bisa didapatkan.