
Saat seseorang pergi untuk melakukan konseling kepada konselor / psikolog tentu saja mgninginkan jaminan kerahasiaan mengenai apa yang mereka konsultasikan. Setiap Konselor atau dalam hal ini bisa kita sebut sebagai "terapis" harus menangani masalah yang rumit mengenai batas-batas dan pedoman-pedoman mengenai kerahasiaan informasi. Tanggung jawab terapislah untuk menentukan batas-batas kerahasiaan yang mencangkup tingkat kerahasiaan yang bisa dijanjikan. Dalam menentukan batas-batas kerahasiaan ini, terapis harus mempertimbangkan kepentingan-kepentingan Lembaga tempatnya bekerja dan klien yang dilayaninya. Sementara hampir semua terapis sependapat mengenai nilai esensial dari kerahasiaan, mereka menyadari bahwa kerahasiaan itu tidak bisa dianggap mutlak. Ada kalanya komunikasi yang dirahasiakan harus diumumkan, dan banyak contoh yang menunjukan bahwa pilihan antara menyimpan dan membuka rahasia menjadi masalah yang kabur.
Dalam beberapa kasus informasi yang diterima secara rahasia bisa diungkapkan hanya setelah ada pertimbangan yang sangat cermat dan apabila ada bahaya yang nyata dan nengancam seseorang atau masyarakat, dan kemudian hanya hanya pada para pekerja profesional yang layak dan kepada para petugas yang berwenang. Terapis memiliki tanggung jawab kepada masyarakat dan kepada orang lain di samping klien. Jika telah jelas bahwa klien akan membahayakan orang lain, maka trapis harus memberi tahu klien batas-batas kerahasiaan itu. Meskipun pemberi tahuan itu melawan klien dan bahkan berpengaruh negatif terhadap hubungan terapeutik, klien tetap harus diingatkan.
Dengan berpegangan pada prinsip-prinsip di atas, apa posisi yang Anda ambil jika anda adalah terapis atau kanselor dalam 4 kasus sebagai berikut: