Hadirnya era digitalisasi memiliki konsekuensi khusus, terhadap bagaimana cara publik mencari dan menerima informasi. Konsekuensi yang harus diterima oleh generasi yang hidup di era digitalisasi adalah banjir informasi.
Kita sekarang berada di abad Informasi, di mana perkembangan teknologi komunikasi mengakibatkan informasi menjadi sesuatu yang dekat dengan kehidupan. Kita menjadi lebih mudah terkoneksi dengan orang lain. Dan interaksi sudah tidak dibatasi ruang dan waktu. Sehingga terkadang kita sulit untuk membedakan kebenaran sebuah informasi.
Kehadiran platform sosial media dengan berbagai kanal seperti Instagram, Facebook, Twitter dan sebagainya. Menjadi salah satu penyebab banyaknya berita bohong/hoax yang bertebaran. Banyak pengguna sosial media yang tidak bertanggung jawab menyebarkan berita bohong untuk kepentingan tertentu. Akun-akun penyebar berita bohong kian menjamur, menambah kegaduhan sosial media, yang dari hari ke hari semakin bising oleh informasi.
Meski sudah ada regulasi penggunaan sosial media dan internet yang termanifestasi dalam UU ITE perihal hoax, kurangnya kesadaran pengguna internet membuat hoax menjadi sulit untuk dikendalikan. Fenomena seperti ini sepatutnya membuat kita semakin waspada dalam bersosial media. Kemampuan memilah dan memilih informasi yang baik menjadi sangat penting dewasa ini.
Adapun tips agar terhindar dari hoax di sosial media adalah sebagai berikut:
1) Periksa Sumber Berita
Langkah pertama agar terhindar dari hoax di sosial media adalah dengan mengetahui sumber asal informasi. Telaahlah lebih jauh, kredibilitas media yang menyebarluaskan informasi tersebut. Disiplin verifikasi menjadi salah satu hal yang harus dimiliki oleh pengguna sosial media.
Bacalah berita dengan informasi yang sudah terverifikasi. Kita bisa mendapatkannya dari platform media yang kredibilitasnya sudah teruji. Seperti beberapa media mainstream atau digital yang tercatat di dewan pers.
Disarankan agar membaca beberapa sumber informasi, supaya lebih kita memahami serta memiliki berbagai sudut pandang mengenai sebuah berita dengan baik.
2) Membaca Keseluruhan Isi Berita.
Disarankan untuk membaca berita secara keseluruhan, dan tidak sepotong sepotong. Sebab judul sebuah berita di sosial media terkadang berbeda dengan isi yang disampaikan. Dan ini bisa memicu terjadinya misinformasi. BacaBaca isi berita dari awal hingga akhir secara sungguh-sungguh, detail dan terperinci.
Baca, pahami, verifikasi, dan kritisi isi berita dari judul, paragraf awal hingga paragraf akhir secara terperinci dan detail. Agar kita bisa tau informasi apa yang disampaikan oleh sebuah berita di sosial media
3) Tingkatkan Literasi.
Literasi menjadi salah satu pondasi utama yang menopang daya kritis kita dalam membaca sebuah berita di sosial media. Dengan membaca daya kritis kita menjadi terasah, dan tentunya kita menjadi lebih skeptis terhadap berita di sosial media.
Kebanyakan orang-orang yang terpapar berita bohong adalah mereka yang tidak memiliki kecakapan literasi yang mumpuni. Langkah awal untuk mempertajam literasi adalah dengan rajin membaca buku.
4) Tidak Mudah Terprovokasi
Di sosial media terutama banyak sekali pemberitaan yang bernada provokatif di beberapa akun. Hal ini tentunya membuat semua orang menjadi resah. Oleh karena itu untuk terhindar dari berita bohong, disarankan agar tidak mudah terprovokasi.
Jika kita menemukan berita bernada provokasi, jangan langsung percaya. Disarankan agar mencari berita dengan sumber yang lebih kredibel dan profesional. Kanal berita yang profesional tentu memiliki informasi yang dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
5) Kritis dan Skeptis.
Berpikir kritis adalah kemampuan menganalisis serta memahami informasi berdasarkan penalaran logis. SeseorangSeseorang yang mengasah kemampuan berpikir kritisnya biasanya memiliki tingkat keingintahuan intelektual (intellectual curiosity) yang tinggi.
Keingintahuan yang tinggi (curiosity) dan skeptisisme dengan tidak mudah percaya pada satu informasi tanpa verifikasi yang jelas, menjadi salah satu indikator yang menjadikan seseorang dianggap kritis.
Berpikir kritis menjadi kunci utama dalam gerakan literasi media dan informasi. Sehingga kita bisa terhindar dari berita bohong lalu mendapatkan informasi yang faktual serta teruji kebenarannya.