Bagi anda yang akan menyelesaikan kuliah dengan jurusan Bimbingan dan Konseling, tentunya harus sudah siap dengan dunia kerja yang menanti anda setelah lulus. Sebagian besar, pasti berpeluang besar berfrofesi menjadi Guru Bimbingan Konseling di salah satu sekolah. Baik itu di SD, SMP ataupun SMA atau sederajat yang akan berhubungan langsung dengan siswa didiknya.
Nah, tapi tentunya dunia kerja yang baru akan menjadi sebuah tantangan besar bagi anda yang nantinya berprofesi menjadi guru BK. Sejak dulu, stigma tentang guru BK masih terlihat ‘menakutkan’ bagi sebagian besar siswa sekolah.
Di mata murid, guru BK kerap dipandang sebagai guru yang galak, disiplin, suka menghukum, musuh para siswa dan lain-lain. Namun, kita bisa menelaah apa yang sebenarnya terjadi. Menurut Rochman Natawijaya (1969), banyak sekali kesalahpahaman tentang pengertian bimbingan dan konseling, baik di kalangan sekolah maupun masyarakat umum. Pasalnya, Guru BK sering dianggap penindak kasus siswa. Padahal, tujuan utama dari adanya staf khusus Guru BK adlah sebagai sarana konsultasi siswa yang memiliki masalah dalam menentukan langkah dan pilihan. Seperti masalah dalam belajar, melanjutkan pendidikan, ataupun hal lain yang bersangkutan dengan pembelajaran siswa. Termasuk hal-hal yang membuat belajar siswa terganggu.
Bila semua memahami hal tesebut, tentu tidak adalagi siswa yang takut berhadapan dengan Guru BK atau melangkahkan kaki ke kantor BK. Melainkan siswa akan merasa nyaman dan betah untuk bercengkrama dengan guru BK.
Untuk menghindari kemungkinan menjadi Guru BK yang ditakuti oleh siswa. Sebaiknya perhatikan tips berikut ini agar anda menjadi guru BK yang menyenangkan namun tetap professional di mata siswa:
Jadilah Pendengar Yang Baik
Bagaimana kita seorang guru BK bisa membantu mengatasi masalah siswa, jika kita sendiri tak mau mengerti mereka? Jadilah pendengar yang baik. Tugas dari Bimbingan Konseling memang mendengarkan keluhan apa yang dirasakan siswa.keluhan sulitnya berkonsentrasi, sedang bermasalah, bingung dan resah semua keluhan itu butuh seseorang untuk mendengar. Karena dengan mendengarkan dengan baik, sudah cukup melegakan hati orang yang bercerita.
Beri Nasihat Tanpa Menggurui
Jadilah sahabat yang bisa menasihati. Meski bisa akrab dan membuat siswa nyaman berkeluh kesah, guru BK tetap berkewajiban menasihati muridnya. Lakukan pendekatan secara intensif kepada setiap murid, agar mereka merasa lebih akrab. Selain itu, guru BK jadi lebih mengenal murid dengan kepribadian yang berbeda-beda. Sehingga dengan mengenal kepribadian murid-muridnya, guru BK dapat menentukan nasihat yang tepat kepada murid yang mengalami keluhan. Murid pun bisa menerima nasihat dari guru BK dengan lapang dada demi masalahnya terselesaikan.
Menata Ruang BK Agar lebih Nyaman
Ruang BK kerap di cap sebagai ruangan yang ‘horor’ bagi murid. Apalagi, jika mendengar panggilan siswa untuk ke ruang BK, sontak akan membuat jantung mereka berdegup kencang, seolah masuk ruang eksekusi.
Stigma buruk mengenai ruang BK seharusnya benar-benar diubah, agar murid merasa nyaman untuk masuk ke ruang BK, tanpa harus merasa ketakutan. Rapihkan ruangan dan singkirkan seluruh barang yang sekiranya tidak penting lagi di ruangan tersebut. Tata ruangan dengan apik, bisa pula beri pajangan yang estetik agar terlihat ramah bagi setiap yang masuk ke ruangan. Jangan lupa, siapkan kursi sofa yang empuk dan nyaman.
Hiasi dinding dengan wallpaper atau cat dengan warna yang menenangkan, letakkan tisu, permen dan juga pasang pengharum ruangan. Hal sederhana seperti itu membuat murid merasa nyaman dan lebih rileks ketika masuk ke ruang BK.
Menjadi Fasilitator Yang Efektif
Banyak kendala yang sering dialami oleh murid adalah sulitnya menerima materi pelajaran di kelas. Jika tidak mampu, bukan berarti murid itu bodoh. Apalagi jika hal yang sama dikeluhkan hampir sebagian besar murid di kelas. Kemungkinan besar kesalahan terletak pada gaya mengajar guru mata pelajaran tersebut. Menghadapi hal tersebut tentunya membuat guru BK berada di posisi serba salah. Karena segan menegur rekan kerja sendiri karena keluh kesah murid. Padahal, guru BK memang harus menjalankan kewajiban sebagai fasilitator. Guru bisa menyampaikan materi pelajaran sampai tuntas dan murid bisa memahami pelajaran dengan baik, sehingga kegiatan belajar mengajar (KBM) berjalan efektif.
Jangan Perlakukan Mereka Seperti Anak Kecil
Murid SMP atau SMA yang beranjak remaja. Mereka tak suka jika diperlakukan atau dianggap masih seperti anak kecil. Jadikan momen keluh kesah mereka jadi kesempatan kitauntuk mendengarkan curhatnya dengan seksama. Tak perlu memarahinya seperti anak kecil atau bersikap menggurui. Justru itu akan membuat mereka insecure dan rentan memberontak. Jadikan mereka seperti sahabat yang ingin di dengar.
Minimalkan Kontak Fisik
Anak yang beranjak remaja tidak menyukai kontak fisik, mesti hal itu bermaksud sebagai bentuk dukungan (contohnya memegang tangan, merangkul atau mengusap kepala). Karena orientasi seksual murid sudah mulai matang ketika remaja. Jadi minimalkan kontak fisik agar mereka tetap nyaman bercerita.