Pada 2019, Walgreens mulai menguji kulkas cerdas yang menggabungkan kamera, sensor dan pintu layar digital sekaligus sebagai iklan yang dipersonalisasi untuk para pengunjung. Kulkas tersebut mampu memprediksi usia dan gender calon pembeli untuk menyimpulkan demografi dan emosi calon pembeli yang menghampiri kulkas tersebut. Selain itu kulkas ini juga menggunakan pelacakan mata dan sensor gerak untuk mengukur ketertarikan calon pembeli.
Sesungguhnya tujuan jangka panjang teknologi berikutnya seperti IOT dan kecerdasan buatan (AI) adalah meniru kesadaran situasional manusia. Pemasar berpengalaman dapat menawarkan produk yang tepat ke pelanggan yang tepat pada waktu dan tempat yang tepat pula. Dalam konteks pemasaran digital, para pemasar yang berpengalaman biasanya mampu membangun relasi jangka panjang dengan mengenal pelanggan mereka secara mendalam dan melayani tiap-tiap pelanggan dengan pendekatan yang disesuaikan (customize). Misinya adalah memberikan pengalaman kontekstual ini dalam skala yang lebih besar dengan bantuan IOT dan AI yang diharapkan bisa mencapai kepuasan pelanggan.
Para tenaga pemasar saat ini harus mampu menciptakan saluran langsung ke tempat pelanggan. Tidak jarang IOT dam AI juga saat ini telah mulai menembus rumah-rumah pribadi konsumen. Mulai dari sistem keamanan, hiburan hungga peralatan rumah tangga, telah terhubung ke internet. Munculnya smart home telah memberi saluran bagi pemasar untuk mempromosikan produk dan jasa langsung ke tempat tinggal pelanggan. Situasi itu jelas dapat membantu divisi pemasaran bergerak semakin dekat ke titik konsumsi.
Salah satu saluran yang berkembang di rumah pelanggan adalah smart speakers, seperti Amazon Echo, Google Nest dan Apple HomePod. Tiap-tiap saluran itu didukung oleh perangkat-perangkat seperti Alexa, Google Assistant dan Siri. Contoh kecerdasan buatan untuk kasus ini adalah mesin pencarian smart speakers yang bisa menjadi semakin cerdas saat mereka belajar lebih banyak tentang kebiasaan dan perilaku pemilik mereka melalui banyak pertanyaan. Oleh karena itu, smart speaker berpotensi menjadi saluran pemasaran kontekstual yang dahsyat.
Contoh lain yang memberikan solusi bagi pemasar adalah Amazon Echo yang memperkenankan pengguna melatih Alexa (produk AI dari Amazon echo) dengan ketrampilan khusus untuk membuatnya lebih berguna. Perusahaan seperti P&G dan Tide melengkapi Alexa dengan keterampilan untuk menjawab ratusan pertanyaan tentang cucian. Campbell’s merilis keterampilan Alexa untuk memberikan jawaban atas pertanyaan seputar resep. Saat para pelanggan mengajukan pertanyaan dan mendapatkan jawaban, mereka mendapatkan semakin banyak perhatian dan niat untuk membeli pun meningkat.
Pelanggan yang lebih maju dari perangkat yang terhubung di rumah adalah percetakan 3D. Teknologi ini masih dalam masa pengembangan karena dianggap mahal dan rumit. Namun, perusahaan-perusahaan sedang menyelidiki cara agar teknologi ini dapat diterima dengan lebih luas. Hersey and 3D system memperkenalkan printer 3D coklat keluaran CocoJet pada 2014. Dengan CocoJet, pengguna dapat mencetak coklat dalam berbagai bentuk dan menaruh pesan pribadi di batang coklat tersebut. Teknologi semacam ini membawa titik produksi menjadi semakin dekat ke titik konsumsi.
Meskipun lebih popular di business-to-customer (B2C), pemasaran kontekstual sangat dapat diterapkan dalam business-to-business (B2B). Karena perusahaan B2B tidak harus memiliki gerai ritel, sensor IOT dapat dipasang pada produk mereka di tempat pelanggan. Pemanufaktur peralatan berat, contohnya, dapat memasang sensor untuk memantau kinerja mesin yang mereka jual. Perusahaan-perusahaan lalu dapat menyediakan data kontekstual kepada pelanggan mereka untuk pemeliharaan secara teratur yang akhirnya dapat menghemat biaya.